Katume mengatakan, bayinya bisa saja meninggal jika ibunya tidak membayar suap.
Baca juga: Seorang Ibu Hamil Melahirkan di Jalan yang Belum Beraspal, Tak Kuat Tahan Sakit Lewati Medan Rusak
"Tidak ada tanda terima dan tiba-tiba saya dibawa ke tempat tidur di ruang bersalin," ujar Katume dalam dokumen pengadilan.
Hal serupa tetapi lebih mengenaskan terjadi pada Melodi Mapani.
Mapani termasuk sebagai wanita dengan kondisi kesehatan yang berisiko kehilangan bayi.
Mapani pergi dari satu klinik ke klinik lain untuk mencari pertolongan, sebelum meninggal akibat tekanan darah tinggi.
Penyakit tersebut tidak diketahui sebelumnya karena klinik menolak memeriksanya.
Pengalaman Katume dan Mapani dalam melahirkan membuat keluarga mereka melaporkan otoritas kota ke pengadilan.
Mereka memaksa pemerintah untuk membuka kembali 42 klinik.
Seorang hakim pengadilan tinggi bulan ini memerintahkan dewan untuk melakukannya.
Hakim juga meminta dewan untuk memastikan wanita mendapatkan pelayanan yang mereka butuhkan.
Baca juga: Pria Ini Kaget Temukan Bayi Membeku di Freezer, Ternyata Remaja Putrinya Baru Melahirkan
Carut Marut Penanganan di Klinik Kesehatan
Pengacara Katume, menyebut staf yang korup di klinik memprioritaskan klien yang membayar dalam dolar AS.
Pasalnya, hanya sedikit klinik yang beroperasi di pusat negara tersebut.
Itu mengakibatkan korupsi yang dilakukan petugas medis merajalela.