TRIBUNNEWS.COM - Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Philips Vermonte ikut menanggapi terkait Pilpres AS 2020.
Menurutnya, penolakan calon presiden pertahana dari Partai Republik, Donald Trump atas keunggulan rivalnya, Joe Biden memang sudah karakter.
Sebab, Philips menilai sosok Trump kerap kali tidak ingin mengikuti aturan.
Padahal, Electoral College sebagai penentu hasil penetapan Presiden sudah digunakan Amerika Serikat selama bertahun-tahun.
"Itu merupakan rules of the game yang sudah bertahun-tahun diterima oleh kandidat presiden yang lain."
"Kemudian Trump menolaknya, ini merupakan personality atau karakter dari Trump yang agak bermasalah," kata Philips dalam tayangan Kompas TV, Kamis (5/11/2020).
Baca juga: Donald Trump Terancam Tak Jadi Presiden Lagi, Anaknya Ingatkan soal Biden Bisa Lemahkan Ekonomi
Baca juga: Geram Kalah dari Joe Biden, Trump Gugat 3 Negara Bagian dan Serukan Perhitungan Suara Dihentikan
Menurut Philips, karakter dari Trump akan menyulitkan sang capres.
Hal ini pun mengingatkannya pada reaksi Trump saat mantan Presiden Barack Obama lolos ke Gedung Putih pada 2008 silam.
Kala itu, Trump bersumpah akan menjadikan Obama, Presiden Amerika Serikat hanya satu periode.
"Mungkin buat Trump yang tidak pernah mau kalah juga akan menyulitkan dirinya."
"Karena waktu Obama terpilih menjadi presiden di 2008, Trump bersumpah akan menjadikan Obama Presiden AS hanya satu periode dan akan menggunakan segala cara untuk itu," kata Ilmuwan Sosial dan Politik ini.
Baca juga: Sekretaris Negara Michigan Sebut Gugatan Trump Sembrono
Baca juga: Enggan Mengaku Kalah, Mantan Dubes AS Sebut Trump Bertindak Memalukan dan Mulai Berfantasi Menang
Tampaknya, omongan Trump tersebut akan menjadi senjata makan tuan.
Sebab hasil perolehan suara melalui Electoral Votes, Trump tertinggal jauh oleh Joe Biden.
Alhasil, sumpah Trump untuk menjadikan Obama sebagai Presiden satu periode, bisa menjadi bumerang untuknya.