Mamalia laut ini juga bisa digunakan untuk menyerang pasukan katak musuh, atau dikenal sebagai penyelam militer.
Lumba-lumba bisa menandai pasukan ini untuk keperluan penyelidikan dan netralisasi.
Amerika Serikat dengan programnya yang berbasis di San Diego, telah mengerahkan lumba-lumba dan singa laut di Vietnam dan Teluk Persia.
Sampai saat ini, hanya Angkatan Laut Rusia dengan pangkalan di Kutub Utara dan Laut Hitam, yang mengikutinya.
Baca juga: Viral di Medsos, Kawanan Lumba-lumba Muncul di Perairan Pulau Biawak
Baca juga: Potongan Tubuh Lumba-lumba dengan Ukiran JUAN Terdampar di Pantai, Pelaku jadi Misteri
Rusia menggunakan Paus Beluga, lumba-lumba, dan anjing laut dalam program militer mereka.
Menurut USNI, kandang penangkaran yang ada di Korea Utara seukuran dengan penampungan untuk lumba-lumba.
USNI membandingkannya dengan penampungan lumba-lumba punya Angkatan Laut AS dan Angkatan Laut Rusia.
Ada kemungkinan penangkaran yang terlihat di Korea Utara adalah bagian dari peternakan satwa laut.
Dimana penangkaran ini dikelola oleh angkatan bersenjata Korea Utara.
Namun penangkaran yang muncul di citra satelit tidak konsisten dengan penangkaran hewan laut lain di Korea Utara, kata laporan itu.
Korea Utara juga dilaporkan melatih lumba-lumba untuk membuat dolphinarium di ibu kotanya, Pyongyang.
USNI berspekulasi bahwa karena tumpang tindih antara aparat militer dan sipil negara, program angkatan laut di Nampo dapat memanfaatkan infrastruktur.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)