News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

WHO: Dunia Tak Boleh Berpuas Diri setelah Berita Vaksin Covid-19

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Gigih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. World Health Organization (WHO) menyambut baik laporan Moderna Inc pada Senin (16/11/2020) bahwa vaksin ekperimentalnya efektif 94,5 persen.

TRIBUNNEWS.COM - World Health Organization (WHO) menyambut baik laporan Moderna Inc pada Senin (16/11/2020) bahwa vaksin ekperimentalnya efektif 94,5 persen.

Tetapi, WHO mengatakan, masih ada banyak pertanyaan terhadap vaksin eksperimental Moderna tersebut.

Mengutip Reuters, WHO juga memperingatkan, meski ada hasil positif dari eksperimental vaksin, sebaiknya dunia tidak berpuas diri.

Pejabat WHO mengatakan, jumlah vaksin nantinya tersedia akan sangat terbatas.

WHO menerangkan, persediaan untuk 2021 diprioritaskan bagi petugas kesehatan.

Baca juga: WHO: Vaksin Tidak Akan Otomatis Langsung Hentikan Pandemi Covid-19

Baca juga: Jerinx SID Komentari Tanggapan Jaksa Saat Sidang Kacung WHO, Kosong, Asal Jawab

Tedros Adhanom Ghebreyesus saat rapat di kantor WHO di Genewa Swiss pada 5 Oktober 2020 (Christopher Black / World Health Organization / AFP)

"Meski kami terus menerima berita yang menggembirakan tentang vaksin Covid-19 dan tetap optimis dengan penuh kehati-hatian tentang potensi alat baru," ungkap Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada jumpa pers.

"(Vaksin) akan tersedia beberapa bulan mendatang, saat ini kami sangat prihatin dengan lonjakan kasus yang kami lihat di beberapa negara, terutama di Eropa dan Amerika," tambahnya.

Untuk diketahui, 17 hari yang lalu, Dr Tedros terpapar virus corona.

Dia mengatakan, tidak memiliki gejala dan tidak perlu menjalani tes.

"Vaksin eksperimental Moderna Inc 94,5 persen efektif dalam mencegah COVID-19 berdasarkan data sementara dari uji coba tahap akhir," kata perusahaan itu pada Senin.

Dengan pengumuman terbaru ini, Moderna menjadi pembuat obat AS kedua yang melaporkan hasil yang jauh melebihi harapan.

Baca juga: Jerinx SID Kutip Pernyataan Jokowi Saat Bacakan Pledoi atas Kasus Kacung WHO

Baca juga: Ucapkan Selamat ke Biden, WHO Harap Dapat Bekerjasama Erat Dalam Perangi Covid-19

ilustrasi vaksin - World Health Organization (WHO) menyambut baik laporan Moderna Inc pada Senin (16/11/2020) bahwa vaksin ekperimentalnya efektif 94,5 persen. (Freepik)

Vaksin Pfizer

Sebelumnya, vaksin Pfizer Inc, yang juga lebih dari 90 persen efektif.

Saat ini, vaksin Pfizer tengah menunggu lebih banyak data keamanan dan tinjauan peraturan.

Amerika Serikat dapat memiliki dua vaksin yang disahkan untuk penggunaan darurat pada bulan Desember dengan sebanyak 60 juta dosis vaksin tersedia tahun ini.

Soumya Swaminathan, Kepala Ilmuwan WHO mengatakan, hasil Moderna “cukup menggembirakan”.

Dia menerangkan, profil kemanjuran dan keamanan akhirnya masih diperlukan, serta tindak lanjut pada peserta uji coba selama dua bulan untuk efek samping apa pun.

"Vaksin kandidat Pfizer dan Moderna sama-sama menggunakan teknologi mRNA dan tampaknya mencapai kemanjuran yang tinggi," tambahnya.

“Tetapi masih banyak pertanyaan yang tersisa tentang durasi perlindungan, dampak pada penyakit parah, dampak pada sub-populasi yang berbeda terutama para lansia," kata Swaminathan.

Baca juga: Rusia Yakin Vaksin Covid-19 Sputnik Efektif 92%, Lebih dari Vaksin Eksperimental Pfizer

Baca juga: Vaksin Pfizer Diklaim Efektif Kurangi Gejala Covid-19, Bakal Masuk Indonesia? Ini Jawaban Satgas

Perusahaan farmasi Pfizer dan BioNTech mengklaim kandidat vaksin covid 19 yang mereka uji 90 persen efektif bisa melawan virus corona. (DW)

Selain itu, tambahnya, masih ada pula pertanyaan mengenai 'kejadian buruk' yang terjadi setelah jangka waktu tertentu,”

"Uji klinis harus terus mengumpulkan lebih banyak data" katanya.

Lalu, dia menambahkan lebih banyak hasil diharapkan dalam beberapa minggu mendatang dari uji coba vaksin lainnya.

“Kami melihat setidaknya paruh pertama tahun ini sebagai periode dengan dosis yang sangat terbatas," ungkapnya.

"Suplai akan dibatasi, ada kesepakatan bilateral yang telah dilakukan banyak perusahaan, banyak sekali dosis yang sudah dipesan oleh beberapa negara, ”kata Swaminathan.

“Kami akan sangat hati-hati melihat kemudahan di mana berbagai vaksin dapat diberikan dan tentunya tentang jumlah dosis yang diperlukan,” kata Kate O'Brien, direktur departemen imunisasi WHO.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini