News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Direktur CIA Era Obama Kutuk Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto yang disediakan oleh situs web resmi Pemimpin Tertinggi Iran pada 27 November 2020, menunjukkan ilmuwan Iran Mohsen Fakhrizadeh pada 23 Januari 2019. Iran mengatakan Mohsen Fakhrizadeh, salah satu ilmuwan nuklir paling terkemuka, tewas dalam serangan terhadap mobilnya di luar Teheran yang dituduh musuh bebuyutan Israel berada di belakang dan bersumpah akan membalasnya.

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Mantan Direktur Badan Intilejen Pusat atau Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat (AS) John Brennan mengutuk pembunuhan seorang Ilmuwan Iran yang diyakini terkait dengan program nuklir negara itu.

Pernyataan itu dia sampaikan pada hari Jumat lalu dan menyebut tindakan itu 'kriminal' dan 'sangat gegabah'.

Dikutip dari laman Fox News, Minggu (29/11/2020), media lokal Iran melaporkan bahwa Ilmuwan bernama Mohsen Fakhrizadeh tewas setelah mobil sedannya diledakkan melalui sebuah truk penuh bahan peledak yang disembunyikan diantara tumpukan kayu yang ditarik ke sisi mobilnya.

Baca juga: Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran, Ayatollah Ali Khamenei Janji Kirim Balasan

Ledakan itu terjadi di kota Absard, yang terletak di timur Teheran.

"Ini adalah tindakan kriminal dan sangat sembrono, ini berisiko menimbulkan pembalasan mematikan dan babak baru konflik regional," cuit Brennan dalam akun Twitter pribadinya pada Jumat sore.

Sementara itu Menteri luar negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan bahwa serangan terhadap Fakhrizadeh memiliki 'indikasi serius' bahwa Israel terlibat dalam pembunuhan itu.

Kendati demikian, ia tidak memberikan rincian tambahan mengenai tudingannya tersebut, meskipun diperkirakan hal ini akan menimbulkan dampak internasional.

Pembunuhan Fakhrizadeh terjadi kurang dari setahun setelah jenderal tertinggi Iran Qassem Soleimani menjadi sasaran militer AS dalam serangan pesawat tak berawak yang akhirnya menewaskan Qasem.

Peristiwa itu pun mendorong hubungan AS dan Iran ke tepi jurang, setelah Iran bersumpah akan melakukan pembalasan.

"Para pemimpin Iran akan bijaksana menunggu kembalinya kepemimpinan Amerika yang bertanggung jawab di panggung global dan menahan dorongan untuk menanggapi pelaku yang dianggap bersalah," tambah Brennan dalam cuitannya.

Brennan pun menyarankan agar pejabat Iran membahas permasalahan tersebut secara diplomatis, setelah pemerintahan Presiden terpilih Joe Biden mengambil alih Gedung Putih dari Presiden saat ini Donald Trump.

Di sisi lain, Trump belum secara terbuka mengomentari serangan itu.

Namun ia me-retweet pesan yang ditulis oleh Jurnalis Israel Yossi Melman yang mengatakan bahwa pembunuhan Ilmuwan nuklir Iran adalah 'pukulan psikologis dan profesional yang besar bagi Iran'.

Hingga saat ini, belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas kematian Imuwan yang meninggal di rumah sakit itu.

Namun Menlu Iran menegaskan tindakan tersebut merupakan aksi teror bagi negaranya.

"Teroris membunuh seorang Ilmuwan terkemuka Iran hari ini, kepengecutan ini, dengan indikasi serius ada peran dari Israel, menunjukkan sikap para pelaku yang putus asa. Iran menyerukan kepada komunitas internasional, terutama Uni Eropa untuk mengakhiri standar ganda mereka yang memalukan dan mengutuk tindakan teror negara ini (Israel)," cuit Zarif dalam akun Twitternya.

Fakhruzadeh diduga menjalankan program nuklir AMAD Iran, yang seharusnya dihentikan pada 2003 lalu.

Meskipun Israel dan negara-negara barat lainnya terus mencurigai bahwa program nuklir ini masih dijalankan.

Iran memang telah lama mempertahankan program nuklirnya hanya untuk memenuhi kebutuhan layanan sipil seperti pembangkit listrik.

Negara di Timur Tengah ini dan situs nuklirnya pun terus mendapatkan pemantauan oleh Badan Energi Atom Internasional.

Bahkan di bawah pemerintahan Trump, AS telah mempertahankan kecurigaan bahwa Iran terus mengembangkan kemampuan nuklir mereka.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini