TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Analis politik Iran, Seyed Mostafa Khoshcheshm, memperingatkan kemungkinan lain terkait tekad Iran membalas dendam pembunuhan ilmuwan nuklirnya, Mohsen Fakhrizadeh
Khoshcheshm mengatakan Israel dapat menggunakan serangan palsu terhadap target sipilnya sendiri, yang bisa dijadikan dalih menyeret Iran ke peperangan lebih besar.
“Ciri pembalasan yang berhasil adalah sifatnya yang mengejutkan dan ketidakpastian tentang waktunya. Kejutan adalah faktor utama,” kata Khoshcheshm dikutip Fars News Agency, Selasa (1/12/2020).
Serangan yang sukses harus disiapkan ahli strategi untuk memilih target serangan, jenis medan perang, jenis serangan, dan khususnya waktu serangan.
Baca juga: Senjata yang Dipakai Membunuh Ilmuwan Nuklir Iran Diduga Milik Israel
Baca juga: Pembunuhan Ilmuwan Iran Mohsen Fakhrizadeh Gunakan Senapan Mesin Kendali Jarak Jauh
Baca juga: Reaksi Para Pemimpin Dunia atas Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh
Dalam keadaan seperti itu, menurutnya Israel sekarang bermaksud membuat serangan Iran dapat diprediksi, terutama ketika menyangkut waktunya.
“Karena itu Israel bisa mencoba memprovokasi Iran untuk meluncurkan pembalasan secara terburu-buru dan dalam rentang waktu sesingkat mungkin,”kata Khoshcheshm di saluran Iranian TV.
“Sementara itu, zionis mungkin mendalangi operasi palsu untuk menyerang warga sipil mereka sendiri, seperti turis Israel di luar negeri, khususnya di beberapa negara Arab di kawasan itu untuk kemudian menuduh Iran,” lanjutnya.
Jika itu terjadi, Israel bisa meluncurkan kampanye politik dan media di kancah internasional melalui kerjasama AS dan menyeret keterlibatan negara pihak ketiga guna meningkatkan tekanan pada Iran.
Badan-badan internasional bisa digunakan sebagai alat. Cara klasik itu bisa dipakai untuk menghalangi balasan keras Teheran.
Mobil ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh menjadi sasaran ledakan dan tembakan senapan mesin di ruas jalan Damavand, Absard, sekitar 40 kilometer sebelah timur Teheran, Jumat (27/11/2020).
Ilmuwan nuklir itu dan seorang pengawalnya dibawa ke rumah sakit terdekat, tetapi nyawa Fakhrizadeh tidak dapat diselamatkan.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyebut pembunuhan itu memiliki semua ciri khas rezim Israel.
Press TV menyiarkan kabar sisa-sisa senjata mesin berpengendali jarak jauh yang digunakan menunjukkan senjata itu dibuat di Israel.
Sejarah sabotase Tel Aviv yang menargetkan program energi nuklir Iran sama tuanya dengan program itu sendiri.