TRIBUNNEWS.COM - Pihak kepolisian Argentina menggeledah rumah dan kantor dokter yang menanganin Diego Maradona, Dr Leopoldo Luque.
Saat ini, pihak berwenang Argentina tengah menyelidiki penyebab kematian pemain sepak bola legendaris tersebut.
Diego Maradona menghembuskan napas terakhirnya pada Rabu (25/11/2020) pada usia 60 tahun.
Maradona meninggal di rumah di kota Tigre, Argentina.
Baca juga: Selebrasi Hormati Maradona Lionel Messi Dihukum Kartu Kuning, Barcelona Minta LaLiga Menghapusnya
Baca juga: Maradona Meninggal, Ada Dugaan Pembunuhan Akibat Kelalaian Medis, Dokter Merasa Jadi Kambing Hitam
Menurut laporan kantor berita Telam Argentina, sejak kematian Diego Maradona, pihak berwajib menyita dokumen dan telepon seluler milik Dr Leopoldo Luque.
Diduga, jaksa John Broyard melakukan kesalahan dalam menginvestigasi kematian Diego Maradona.
Dr Leopoldo Luque yang merawat Maradona, mengatakan kepada media lokal bahwa dia tidak bersalah dan akan bekerja sama dengan pihak berwenang.
Dua narasumber mengatakan kepada CNN, sebagai bagian dari penyelidikan yang sama, tiga putri Diego Maradona, Dalma, Gianina dan Jana bersaksi di pengadilan, Sabtu (28/11/2020).
Tidak ada dakwaan yang diajukan terhadap siapa pun yang terkait dengan kematian Maradona.
Baca juga: Maradona Meninggal Diduga Karena Dibunuh Bukan Karena Sakit Jantung
Kehilangan sang Legenda
Berbicara kepada afiliasi CNN TN pada Minggu, Dr Leopoldo Luque mengatakan, dia menderita karena kehilangan temannya (Diego Maradona).
Dr Leopoldo Luque pun mengaku tidak bisa berbuat lebih banyak untuk membantunya (Diego Maradona).
"Saya berada di pemakamannya. Saya bersamanya setiap saat karena saya tahu itulah yang dia inginkan," katanya.
"Karena Diego memiliki beberapa masalah kesehatan, sebelum mengenalku, Diego membutuhkan bantuan. Tidak ada cara untuk menghubunginya.