Ketegangan antara Washington dan Teheran meningkat sejak 2018, ketika Trump meninggalkan kesepakatan nuklir 2015 peninggalan Obama.
Trump juga memperkuat sanksi ekonomi untuk menekan Teheran agar mau mempertimbangkan program nuklir, pengembangan rudal balistik, dan dukungan untuk pasukan proxy regional.
Sebagai pembalasan, Teheran melanggar pembatasan kesepakatan nuklir itu secara bertahap.
Biden mengatakan dia mengembalikan kesepakatan jika Iran patuh.
Teheran selalu membantah mencari senjata nuklir.
Pekan lalu, Abrams mengatakan pemerintahan Trump berencana memperketat sanksi pada Teheran di minggu-minggu terakhir kekuasaannya.
Di sisi lain, Abrams meminta Biden mendesak kesepakatan yang bisa mengurangi ancaman regional dan nuklir dari Republik Islam itu.
Dia juga berharap negosiasi dengan Iran akan berlangsung tahun depan.
Abrams yakin kesepakatan akan dicapai di bawah pemerintahan Biden.
Tokoh-tokoh agama di Iran telah mengesampingkan negosiasi atas program misilnya atau mengubah kebijakan regionalnya.
Sebaliknya, pihaknya menginginkan perubahan kebijakan AS, termasuk pencabutan sanksi.
Iran Tingkatkan Penggunaan Uranium untuk Balas Kematian Fakhrizadeh
Iran menanggapi pembunuhan ilmuwan nuklir topnya dengan memberlakukan undang-undang peningkatan uranium ke tingkat yang lebih tinggi, mendekati tingkat senjata, Rabu (2/12/2020).
Dikutip dari New York Times, langkah tersebut juga mensyaratkan pengusiran para pengawas nuklir internasional jika sanksi Amerika tidak dicabut pada awal Februari.