Namun, terlepas dari perselingkuhan suami yang terkuak, perceraian bukanlah pilihan.
"Aku menelepon orang tuaku dan menangis. Tapi orang tuaku adalah orang Kristen, mereka tidak percaya pada perceraian atau perpisahan."
"Mereka menyuruhku bertahan, tidak peduli apa yang suamiku lakukan," ujar Reni.
"Apakah aku mencintainya? Aku tidak yakin lagi. Aku hanya berharap dia tidak berbicara dengannya (selingkuhannya) lagi."
"Tapi aku senang aku mengetahuinya, itu membuat pikiranku tenang, bahwa perilaku kasarnya bukan salahku," imbuhnya.
Pandemi Tidak Menyisakan Apapun
Pandemi juga berdampak pada hubungan Rafaela (31) dan Richard Cunha Schmidt (41).
Pasangan yang tinggal di Florianopolis, Brasil selatan, ini telah berumah tangga selama 12 tahun.
Namun, mereka bercerai pada November 2020 lalu.
Mereka mengatakan, lockdown adalah katalisnya.
Baca juga: Kemenag: Setiap Tahun Ada 400 Ribu Perceraian dari 2 Juta Pernikahan
"Sebagian besar, itu adalah 12 tahun yang indah bersama," kata Rafaela.
"Namun, pandemi tidak menyisakan apapun. Ternyata dalam hubungan 24 jam dengan dua anak dan satu kantor pusat, banyak hal yang tidak cocok lagi," tuturnya.
Rafaela menjelaskan, ada saat-saat dimana dirinya dan Richard saling marah dan tidak sepakat.
Mereka kemudian menggunakan situasi itu untuk melawan satu sama lain.