Menurut Klarenberg, ketidakberesan narasi dua media itu bisa dilihat dari minimnya ulasan sejarah profesional Emma Winberg dan juga James Le Mesurier.
The Guardian sedikit lebih informatif dalam hal ini daripada BBC. Mereka hanya sedikit menggambarkan Winberg sebagai mantan diplomat Inggris yang bekerja untuk perusahaan komunikasi di Irak utara.
Pada saat itulah, 2016, sebenarnya Winberg dan Le Mesurier bertemu, lalu saling jatuh cinta. Lewat narasi Guardian dan BBC, andil perusahaan Komunikasi dan Inovasi Strategis (Incostrat) sangat bear.
Perusahaan ini didirikan Emma Winberg pada November 2014. Ia menggandeng veteran intelijen militer Paul Tilley ini mantan Direktur Komunikasi Strategis Kementerian Pertahanan Inggris di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Tilley ini sama seperti James Le Mesurier, bersekolah di Akademi Militer Kerajaan Sandhurst. Seorang perwira militer dan berpengalaman di bidang intelijen.
Pada Desember 2016, komentator isu politik global Rania Khalek mengungkapkan perusahaan Incostrat yang didirikan Winberg mencoba mendekati seorang jurnalis Timur Tengah.
Mereka menawarkan upah US $ 17.000 per bulan untuk menghasilkan propaganda pro-oposisi Suriah. Korespondensi itu menunjukkan Incostrat memposisikan dirinya satu dari tiga mitra UK Foreign & Commonwealth Office (FCO) yang menangani media seputar konflik Suriah.
Pekerjaan Incostrat didanai Conflict, Stability and Security Fund (CSSF) FCO. Pada Februari 2017, sebuah laporan parlemen menyatakan CSSF memiliki alokasi dana substansial di Suriah, sebesar £ 60 juta.
Laporan sama mencatat risiko signifikan CSSF digunakan sebagai dana gelap untuk proyek yang dianggap tidak secara kolektif memenuhi kebutuhan keamanan nasional Inggris.
Beberapa pembiayaan yang diberikannya dinilai mubazir, karena terkait kelompok bersenjata yang mungkin melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Suriah.(Tribunnews.com/RussiaToday /xna)