News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Dokter di Amerika Alami Reaksi Alergi Hebat setelah Terima Suntikan Vaksin Moderna

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perawat Lucia Gleason menyiapkan jarum suntik dengan vaksin Moderna di Pusat Kesehatan Lingkungan Boston Timur (EBNHC) di Boston, Massachusetts pada 24 Desember 2020. EBNHC baru-baru ini menerima 1.400 dosis Vaksin Moderna Covid-19, cukup untuk memvaksinasi seluruh staf mereka dan telah memulai proses untuk melakukannya.

Menurut prakiraan, harga vaksin Oxford/AstraZeneca sedikit di bawah £ 3 (Rp60 ribu) per dosis, dengan satu setengah atau dua dosis dibutuhkan.

AstraZeneca mengatakan tidak akan menjual vaksinnya untuk mendapatkan keuntungan sehingga vaksin dapet tersedia untuk semua negara, tidak peduli ukuran ekonominya.

Moderna, sebuah perusahaan komersial, memiliki kepentingan untuk menghasilkan keuntungan.

Sementara para peneliti Pfizer memastikan vaksinnya akan dibuat nirlaba selama pandemi terus berlanjut.

Dr Zoltan Kis, rekan peneliti di Future Vaccine Manufacturing Hub, Imperial College London, mengatakan jumlah mRNA vaksin Moderna yang lebih tinggi per dosis (100 mikrogram) dibandingkan Pfizer (30 mikrogram).

Karena itu, Pfizer dapat diproduksi dalam jumlah yang lebih tinggi dan dengan biaya yang lebih rendah.

Dia menambahkan, masalah pengangkutan Pfizer dapat menjadi kekurangan, yang harus disimpan dalam suhu yang lebih jauh lebih rendah daripada Moderna.

"Oleh karena itu, setelah disetujui oleh regulator, vaksin COVID-19 Moderna dapat didistribusikan secara substansial lebih mudah dan dengan biaya lebih rendah dibandingkan dengan vaksin BioNTech/Pfizer," katanya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini