Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Pandemi virus corona (Covid-19) global tidak hanya menghancurkan ekonomi dan menyebabkan korban jiwa.
Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (31/12/2020), Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan pandemi ini juga menjadi medan pertempuran antara negara 'Timur dan Barat'.
Saat ditanya apakah akan ada 'perang vaksin' antara Rusia dan negara lain yang juga memproduksi vaksin Covid-19 pada 2021, Diplomat veteran itu berpendapat bahwa negara-negara Barat tidak hanya berupaya mempolitisasi 'kemanusiaan' terkait perang melawan virus ini.
Baca juga: 1,8 Juta Vaksin Covid-19 Sinovac Tiba, Menlu: 15 Juta Dosis Diharapkan Tiba dalam Waktu Dekat
Baca juga: Hari Ini Datang Lagi 1,8 Juta Vaksin Sinovac dari China di Bandara Soekarno Hatta
Namun juga memanfaatkan pandemi ini untuk menghukum pemerintah negara yang tidak mereka sukai.
Kendati demikian, ia memandang positif 'kerja sama bersahabat' yang dibina Rusia dengan negara lain, termasuk negara yang masuk dalam Persemakmuran Negara-negara Merdeka atau Commonwealth of Independent States (CIS), Uni Ekonomi Eurasia, Brazil, dan China, meskipun dalam kondisi sulit.
Sementara itu Lavrov mengakui, hubungan dengan negara-negara seperti Inggris, Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) telah terjalin 'kurang baik' selama periode yang sama.
"Tapi kami tetap terbuka untuk berdialog dengan rekan-rekan Barat. Tentu saja, dengan pemahaman bahwa mereka akan menyerah dan memberitahu kepada kami apa yang harus dilakukan, dan mengurangi pemerasan mereka," tegas Lavrov.
Pada saat yang sama, Diplomat tersebut pun berharap kembali terbukanya peluang untuk menghidupkan kembali pembicaraan bilateral dengan AS terkait kontrol senjata.
Hal ini ia harapkan bisa dilakukan segera setelah lengsernya Presiden AS saat ini Donald Trump pada Januari 2021.