Hingga saat ini, identitas wanita tersebut masih belum dilaporkan.
Tetapi media lokal mengidentifikasinya sebagai veteran Angkatan Udara AS di wilayah San Diego dan pendukung Trump, Ashli Babbit.
Para pejabat mengatakan, tiga kematian lainnya termasuk satu wanita dan dua pria, tetapi rincian bagaimana mereka meninggal belum dipublikasikan. Sedikitnya 14 anggota polisi terluka selama kerusuhan itu.
Reaksi Para Pemimpin Dunia Soal Insiden Kerusuhan di Capitol AS
Diberitakan sebelumnya, para pemimpin dunia bereaksi terhadap insiden kerusuhan yang terjadi di Capitol AS pada Rabu (6/1/2021).
Berikut ini Tribunnews rangkum beberapa reaksi para pemimpin dunia atas insiden kerusuhan di Capitol AS pada Rabu (6/1/2021):
Jerman
Dilansir Tribunnews dari BBC, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan insiden kerusuhan di Gedung Capitol merupakan penghinaan terhadap demokrasi.
"Musuh-musuh demokrasi akan bersukacita atas insiden tak terbayangkan dari #WashingtonDC," cuit Mass di Twitternya.
"Kata-kata menghasut berubah menjadi tindakan kekerasan -di tangga Reichstag (Gedung Parlemen Jerman) dan sekarang di #Capitol. Penghinaan terhadap institusi demokrasi memiliki efek yang menghancurkan."
"Trump dan pendukungnya harusnya menerima keputusan pemilih Amerika dan berhenti menginjak-injak demokrasi," tambah Maas.
Inggris
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam twitnya menggambarkan insiden kerusuhan di Gedung Capitol sebagai "aib".
Mengutip wspa.com, Johnson menambahkan bahwa Amerika Serikat adalah penjunjung demokrasi di seluruh dunia dan maka dari itu demokrasi sangat "penting", sehingga harus ada transfer kekuasaan secara damai.