Walaupun tidak menyebutkan nama Trump, Bush mengatakan dia "terkejut dengan perilaku sembrono beberapa pemimpin politik sejak pemilu, dan oleh kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan hari ini untuk lembaga kami, tradisi kami, dan penegakan hukum kami."
Mitt Romney, senator Utah yang merupakan satu-satunya dari partai Republik yang memilih untuk memvonis Presiden untuk dilakukan pemakzulan tahun lalu, melangkah lebih jauh, menyebut Presiden sebagai "orang egois" yang "sengaja salah memberi informasi kepada para pendukungnya" tentang hasil pemilu.
Romney juga menyebut serangan terhadap Capitol sebagai "pemberontakan" dan menyalahkan Trump, dengan mengatakan dia "mengaduk [pendukung] untuk bertindak pagi ini."
Anggota DPR dari Partai Republik Wyoming Liz Cheney, mengungkapkan kemarahan dan frustrasi Romney pada Trump.
"Tidak diragukan lagi bahwa Presiden membentuk massa. Presiden menghasut massa, Presiden berbicara kepada massa," kata Cheney di Fox News.
"Dia menyalakan api," tegasnya.
Dan Senator Tom Cotton dari Arkansas, sekutu Trump meminta Presiden untuk menghentikan semua penghasutan yang menyesatkan rakyat.
"Sudah waktunya bagi presiden untuk menerima hasil pemilu, berhenti menyesatkan rakyat Amerika, dan menolak kekerasan massa," kata Cotton.
Partai Republik lainnya di Capitol Hill sangat marah juga dengan Presiden Trump.
"Presiden perlu menghentikannya," kata kader Repuplik Mike Gallagher dari Wisconsin kepada Jake Tapper dari CNN.
"Hentikan! Sudah berakhir. Pemilu sudah selesai," demikian seruannya.
Republikan lainnya, Adam Kinzinger dari Illinois menepis cuitan Trump pada Rabu sore yang meminta para perusuh di Capitol untuk "tetap damai."
"Itu pengecut," kata Kinzinger kepada Tapper.
"Dia perlu berdiri dan berkata, saya kalah dalam pemilu, biarkan penghitungan dilanjutkan."
Namun karena Trump tampaknya tidak mungkin membuat konsesi-konsesi itu, dua aktivis Republik lama dan sekutu Gedung Putih mengatakan Presiden harus pergi.
"Pence harus bergerak melawannya pada Amandemen ke-25," kata salah satu anggota.
"Mereka perlu segera menerapkan Amandemen ke-25," sahut yang lain.(CNN/Reuters/Fox News)