TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Seorang petugas Kepolisian Capitol Amerika Serikat (AS) Brian Sicknick meninggal karena luka-luka yang dideritanya, ketika pendukung Presiden Donald Trump menyerang gedung legislatif.
Massa pendukung Presiden Donald Trump menyerbu gedung Capitol AS pada Rabu (6/1/2021) saat parlemen akan mengesahkan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden.
Meninggalnya Brian Sicknick, menambah jumlah korban tewas akibat kerusuhan di gedung Capitol menjadi lima orang.
"Petugas Sicknick menangani kerusuhan... dan terluka saat terlibat bentrok secara fisik dengan demonstran," kata polisi dalam sebuah pernyataan Kamis (7/1/2021) tengah malam waktu setempat seperti dilansir Reuters, Jumat (8/1/2021).
“Dia menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Kamis setelah dibawa ke rumah sakit setelah pingsan sekembalinya ke kantor divisinya,” jelas kepolisian.
Kepolisian akan menyelidiki kematian Sicknick, yang bergabung dengan Kepolisian Capitol AS pada 2008.
Sebelumnya Polisi mengatakan empat orang tewas selama kerusuhan di gedung Capitol - satu akibat luka tembak dan tiga karena kritis dan 52 orang ditangkap.
Kepala Departemen Kepolisian Metropolitan Washington D.C, Robert J. Contee mengatakan 47 dari 52 orang yang ditangkap hingga saat ini terkait dengan pelanggaran jam malam yang diterbitkan Walikota Muriel Bowser.
Jam malam diberlakukan terhitung pukul 18.00 waktu setempat.
Beberapa orang lainnya ditangkap atas tuduhan membawa senjata api tanpa izin atau terlarang.
Selain itu, kata Contee, dua bom pipa ditemukan dari markas komite nasional partai Republik dan Demokrat, serta bom molotov ditemukan di lapangan Capitol AS.
Baca juga: Buntut Massa Trump Serbu Capitol, Menteri Hingga Pejabat Gedung Putih Ramai-Ramai Mundur
Contee menolak untuk mengidentifikasi wanita yang tertembak dan tewas di gedung Capitol.
‘Tiga orang lainnya juga meninggal pada hari Rabu karena keadaan kritis,” tambahnya,
“Dan 14 polisi terluka - dua di antaranya tetap dirawat di rumah sakit.”
Tidak jelas apakah lembaga kepolisian federal atau lokal lainnya, termasuk Kepolisian Capitol, telah melakukan penangkapan tambahan.
Menteri dan Pejabat Gedung Putih Mengundurkan Diri
Menteri Perhubungan Amerika Serikat (AS) Elaine Chao dan Menteri Pendidikan Betsy DeVos mengundurkan diri pada Kamis (7/1/2021) waktu setempat.
Pengunduran diri ini sebagai protes atas kerusuhan di Capitol AS oleh para pendukung Presiden Donald Trump.
Chao, yang juga istri Pemimpin Partai Republik Senat Mitch McConnell, mengatakan dalam sebuah email kepada stafnya, bahwa dirinya menyayangkan terjadinya penyerangan gedung Capitol.
Chao, yang juga istri Pemimpin Partai Republik di Senat Mitch McConnell, mengatakan kerusuhan dan penyerbuan gedung Capitol sangat mengusik dirinya.
"Itu telah sangat mengganggu saya dengan cara yang tidak dapat saya sisihkan," ujarnya
Dia mengatakan pengunduran dirinya akan berlaku pada Senin (11/1/2021).
Dalam surat kepada Trump, DeVos mengatakan serangan terhadap Capitol tidak dapat dikonstensikan.
"Tidak salah lagi dampak retorika Anda terhadap situasi ini, dan itu adalah titik balik bagi saya," tulisnya, seraya menambahkan pengunduran dirinya akan efektif hari Jumat (8/1/2021).
Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan untuk mengomentari pengunduran diri DeVos.
Dengan kurang dari dua minggu tersisa masa pemerintahan Trump, banyak pejabat sudah menyatakan mengundurkan diri setelah para pendukung Trump menyerang Capitol pada Rabu (6/1/2021) dalam tuntutan akhir yang sia-sia untuk mencegah pengesahan kemenangan presiden terpilih Joe Biden.
Sebelumnya, Wakil penasihat keamanan nasional Matt Pottinger, seorang pejabat penting tentang kebijakan China Trump, berhenti tiba-tiba pada Rabu (6/1/2021) buntut aksi kekerasan para pendukung Trump di Capitol.
Jejaknya kemudian diikuti oleh Ryan Tully, direktur senior untuk urusan Eropa dan Rusia di Dewan Keamanan Nasional.
Kepala staf Ibu Negara Melania Trump, Stephanie Grisham, juga mengundurkan diri pada hari Rabu.
Dua sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Sekretaris Sosial Gedung Putih Rickie Niceta juga mengundurkan diri, seperti halnya Sarah Matthews, Wakil sekretaris pers Gedung Putih.(Reuters/AP/CNN/Fox News/AFP)