News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Cegah Penyebaran Varian Baru Virus Corona, Inggris Tutup Semua Pintu Masuk Mulai 18 Januari 2021

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. Cegah Penyebaran Varian Baru Virus Corona, Inggris Tutup Semua Pintu Masuk Mulai 18 Januari 2021

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengatakan, akan menutup semua pintu masuk Inggris mulai Senin pagi (18/1/2021) untuk mencegah resiko varian baru virus corona yang belum teridentifikasi.

Sebelum berangkat, siapa pun yang terbang ke Inggris dari luar negeri wajib menunjukkan bukti tes negatif Covid-19.

Kebijakan ini dikeluarkan ketika larangan masuknya pelancong dari Amerika Selatan dan Portugal mulai berlaku Jumat (15/1/2021), karena kekhawatiran penyebaran varian baru virus corona di Brasil.

Mengutip BBC, Boris Johnson menuturkan, aturan baru ini akan diberlakukan setidaknya hingga 15 Februari 2021 mendatang.

Baca juga: Perdana Menteri Inggris Boris Johnson Batalkan Kunjungan ke India

Baca juga: Lonjakan Kasus Baru Covid-19, PM Inggris Boris Johnson Umumkan Lockdown Nasional

Foto Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. Cegah Penyebaran Varian Baru Virus Corona, Inggris Tutup Semua Pintu Masuk Mulai 18 Januari 2021 (Eddie MULHOLLAND / POOL / AFP)

Berbicara pada konferensi pers di Downing Street, Boris Johnson mengatakan, langkah yang diambil pemerintah ini "penting".

Menurutnya, untuk mencegah penyebaran varian baru virus corona, tindakan ekstra sangat diperlukan.

"Hari demi hari kita membuat langkah seperti itu untuk melindungi penduduk," papar Boris Johnson.

"Justru karena kami memiliki harapan akan vaksin dan (ancaman) resiko varian baru virus corona dari luar negeri, kami harus mengambil langkah tambahan untuk menghentikan varian baru tersebut memasuki Inggris," ungkap Boris Johnson.

Semua koridor perjalanan akan ditutup pada Senin (18/1/2021) pagi mulai pukul 04.00 waktu setempat.

Setelah itu, pendatang yang masuk ke Inggris harus menjalani karantina hingga 10 hari, kecuali hasil tes Covid-19 dinyatakan negatif dalam lima hari.

Baca juga: Brexit: Stanley Johnson, Ayah PM Inggris Boris Johnson Ajukan Permohonan Kewarganegaraan Prancis

Berlaku di Seluruh Inggris

Lebih lanjut, Boris Johnson menegaskan aturan baru ini akan berlaku di seluruh Inggris, setelah pembicaraan dengan pemerintah didelegasikan.

Johnson menambahkan, pemerintah juga akan meningkatkan langkah penegakan hukum di perbatasan Inggris.

Koridor perjalanan sebelumnya diperkenalkan pada musim panas, untuk memungkinkan pelancong dari beberapa negara dengan jumlah kasus Covid-19 rendah, dapat berlibur ke Inggris, tanpa harus melakukan karantina pada saat kedatangan.

Baca juga: Cegah Corona, Boris Johnson Perketat Pembatasan Sosial di London dan Inggris Tenggara Saat Natal

Foto Warga melihat ikon kota London, London Eye, pada malam pergantian tahun, Jumat (1/1/2021). Terbaru, Cegah Penyebaran Varian Baru Virus Corona, Inggris Tutup Semua Pintu Masuk Mulai 18 Januari 2021 (AFP/TOLGA AKMEN)

Tanggapan tentang Kebijakan Baru Johnson

Badan Airlines Inggris menyatakan dukungan atas pembatasan terbaru dari pemerintah, dengan 'asumsi bahwa pemerintah akan menghapusnya, ketika aman untuk melakukannya (perjalanan).'

Kepala Eksekutif Tim Alderslade mengatakan, koridor perjalanan adalah "jalur kehidupan bagi industri" di musim panas lalu.

Tetapi "banyak hal berubah dan tidak ada keraguan ini adalah keadaan darurat kesehatan yang serius".

Pemimpin Partai Buruh Sir Keir Starmer mengatakan itu adalah "langkah yang tepat".

Tetapi, Starmer menyebut keputusan dikeluarkan "cukup terlambat".

Dia pun menambahkan bahwa publik akan berpikir "mengapa ini tidak terjadi sebelumnya".

Inggris saat ini berada di bawah penguncian nasional, yang berarti orang harus tinggal di rumah.

Warga Inggris hanya dapat keluar untuk alasan terbatas seperti belanja makanan, olahraga, atau bekerja jika mereka tidak dapat melakukannya dari rumah.

Tindakan serupa diterapkan di sebagian besar Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini