Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, WILMINGTON — Senator AS Kamala Harris dari Negara Bagian California akan mengundurkan diri dari kursi Senat pada Senin (18/1/2021) menjelang pelantikannya sebagai Wakil Presiden bersama presiden terpilih Joe Biden pada Rabu (20/1/2021).
Hal itu disampaikan staf Harris seperti dilansir Reuters, Senin (18/1/2021).
Gubernur Gavin Newsom telah memilih Menteri Luar Negeri California Alex Padilla untuk mengisi sisa masa jabatan Harris, yang mencakup persidangan pemakzulan kedua Presiden Donald Trump.
Namun masih tidak jelas kapan mulai Alex Padia akan duduk sebagai Senat untuk menggantikan Harris.
Gladi Resik Diundur
Gladi resik untuk pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang dijadwalkan pada Minggu (17/1/2021) telah ditunda karena masalah keamanan.
Baca juga: Trump akan Tinggalkan Washington Pagi Hari saat Joe Biden-Kamala Harris Dilantik
Hal itu dilaporkan dua sumber Politico pada Kamis (14/1/2021) waktu setempat, seperti dilansir Reuters, Jumat (15/1/2021).
Latihan diundur pada Senin (18/1/2021), menurut laporan tersebut.
“Tim Biden juga telah membatalkan perjalanan Amtrak dari Wilmington ke Washington yang direncanakan untuk hari Senin karena masalah keamanan yang meningkat,” tambah laporan itu.
Dilantik 20 Januari 2021
Komite pelantikan presiden menolak mengomentari laporan tersebut.
Direktur Biro Investigasi Federal Christopher Wray mengatakan sebelumnya bahwa FBI sedang mencari individu yang mungkin dapat mengancam keselamatan dalam pelantikan Presiden terpilih AS.
Baca juga: Joe Biden Tunggu Rekomendasi Penasehat Intelijen untuk Berbagi Informasi Rahasia dengan Trump
Pelantikan presiden secara tradisional menarik ratusan ribu pengunjung ke Washington, tetapi upacara kali ini berbeda karena pandemi Covid-19.
Biden meminta calon wakil jaksa agung dan mantan penasihat kontra-terorisme Presiden Barack Obama, Lisa Monaco, untuk menjabat sebagai penasihat keamanan tanah air sementara menjelang pelantikan minggu depan.
Para pejabat telah memperingatkan akan adanya rencana aksai unjuk rasa bersenjata di Washington dan 50 negara bagian, kelompok aktivis telah khawatir tentang potensi kekerasan.
Peringatan itu menyusul serangan pekan lalu terhadap Capitol AS oleh para pendukung Presiden Donald Trump yang menyebabkan lima orang tewas.
Para pendukung Trump menyerbu Capitol pada Rabu lalu, mencoba menghentikan sertifikasi atau pengesahan oleh Kongres atas kemenangan Biden.(Reuters)