Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengungkap beberapa bukti yang menunjukkan varian baru virus corona (Covid-19) yang ditemukan pada Desember 2020 di Inggris bukan hanya cepat menular tapi juga lebih mematikan.
Ini menjadi pernyataan kontradiktif dari pejabat tinggi Inggris terkait varian baru virus ini selama sebulan terakhir.
Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (24/1/2021), Ilmuwan senior Inggris menyatakan keprihatinan mereka terkait pernyataan yang disampaikan Boris Johnson.
Pernyataan terkait data tentang varian baru Covid-19 Inggris yang menunjukkan peningkatan risiko kematian hingga 30 persen dibandingkan dengan sebelumnya, dianggap terlalu cepat dirilis.
Baca juga: Kementerian Perhubungan Uji Coba Alat Deteksi Covid-19 GeNose C19 di Terminal Kampung Rambutan
Hal itu karena tinjauan menyeluruh terhadap temuan itu pun masih berlangsung hingga saat ini.
Data tersebut dipresentasikan Boris Johnson pada briefing Downing Street hari Jumat lalu.
Menurut para peneliti, masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan kuat yang hanya didasarkan pada peningkatan angka kematian dari varian baru virus tersebut.
Seperti yang disampaikan seorang anggota dari Komunitas Pandemi Influenza Ilmiah pada subkelompok Pemodelan (Spi-M) Sage, Dr Mike Tildesley.
Baca juga: Iran Akan Mulai Vaksinasi Covid-19, Presiden Rouhani Rahasiakan Vaksin Asing yang Diimpor
"Saya sebenarnya cukup terkejut dengan berita yang diumumkan pada konferensi pers, tampaknya telah naik sedikit dari sekitar 10 orang per seribu menjadi sekitar 13 orang, yang merupakan kenaikan yang cukup kecil namun berdasarkan jumlah yang relatif kecil," kata Tildesley.
Selain itu, Direktur Medis Public Health England (PHE) Dr Yvonne Doyle mengatakan bahwa hingga saat ini masih belum jelas apakah varian baru Covid-19 yang muncul akhir tahun lalu di bagian tenggara Inggris, lebih mematikan daripada varian sebelumnya.
Menurutnya, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memutuskan apakah varian baru virus ini memang memiliki korelasi dengan 'tingkat kematian yang lebih tinggi', seperti yang disampaikan Johnson.
Baca juga: Update 24 Januari: Kasus Covid-19 Bertambah 11.788 Orang
Meskipun varian yang baru ditemukan ini menunjukkan peningkatan relatif dalam angka kematian, namun para ilmuwan telah menemukan bahwa varian ini memiliki risiko jauh lebih tinggi terhadap orang tua dibandingkan mereka yang berada dalam kelompok usia muda.
Peluang kematian jika terinfeksi Covid-19 untuk mereka yang berusia 60-an tahun, berkisar 10 dari setiap 1.000 orang pada varian virus sebelumnya.