News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Presiden Brasil Jair Bolsonaro Minta Hentikan Jarak Sosial: Covid-19 akan Berlanjut Seumur Hidup

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Brasil Jair Bolsonaro mendesak pejabat daerah untuk menarik perintah jarak sosial dan meminta agar hidup berdampingan dengan virus corona.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Brasil Jair Bolsonaro mendesak pejabat daerah untuk menarik perintah jarak sosial dan meminta agar hidup berdampingan dengan virus corona.

"Masalah Covid akan berlanjut seumur hidup," kata Bolsonaro dalam siaran langsung mingguannya di media sosial, dikutip dari Daily Mail

Presiden menambahkan, perintah jarak sosial tidak mengarah ke mana pun.

Bolsonaro yang saat ini berusia 65 tahun sempat terinfeksi Covid-19 tahun lalu.

Sejak awal pandemi, dia menentang kebijakan jarak sosial dan wajib masker hingga memecat dua menteri kesehatan yang tidak sejalan dengannya.

Bahkan dia mengatakan tidak akan mau divaksin Covid-19, tapi berjanji akan memvaksinasi seluruh warganya, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Bolsonaro melunak setelah dukungannya menurun karena pengadaan vaksin yang lambat dan kematian yang meningkat.

Baca juga: Akhirnya Presiden Brasil Bolsonaro Ucapkan Selamat pada Biden Atas Kemenangannya Dalam Pemilu AS

Baca juga: Tembus 9 Juta Kasus Konfirmasi Covid-19 di Brasil

Tayangan dari TV Brasil menampilkan Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengenakan masker saat diwawancarai wartawan di istana kepresidenan Planalto Palace di Brasilia, pada Selasa (7/7/2020). Di hari itu Bolsonaro dinyatakan positif Covid-19, tapi mengaku dirinya baik-baik saja serta hanya mengalami gejala ringan. (TV BRASIL via AFP)

Ditambah adanya Covid-19 varian baru yang lebih menular hingga menyebabkan rumah sakit di kota hutan Manaus terpuruk.

Para kritikus mengatakan, lambatnya vaksin Covid-19 adalah satu dari beberapa masalah Brasil yang diakibatkan pandemi.

Negara ini memiliki jumlah kematian akibat Covid-19 terbesar kedua setelah Amerika Serikat.

Brasil kini bergantung pada vaksin Sinovac asal China yang sejauh ini telah memproduksi sekitar 6 juta dosis.

Namun hasil uji coba mengatakan, Sinovac hanya memiliki 50 persen efektivitas, hampir tidak memenuhi standar persetujuan vaksin.

Brasil juga akan menggunakan vaksin AstraZeneca produksi Oxford, yang sejauh ini baru mengirim sekitar 2 juta dosis.

Ilustrasi vaksin Covid-19 dari Universitas Oxford dan AstraZeneca, diambil pada 23 November 2020. (JOEL SAGET / AFP)

Bolsonaro pada Kamis berusaha menjelaskan soal lambatnya pengadaan vaksin.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini