News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Militer China Sudah Siapkan FC-31, Jet Tempur Siluman Terbaru

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

JET CHINA - Jet tempur siluman J-20 Chengdu merupakan pesawat tempur generasi ke-5 yang dikembangkan industri militer China. Tiongkok menjadi negara kedua di dunia sejak 10 tahun lalu, yang mengembangkan jet tempur generasi ke-5 sesudah AS.

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Industri militer China memberi sinyal akan memproduksi dua alat tempur termodern, lebih canggih dari yang sudah dimiliki saat ini.

Dua arsenal perang itu muncul lewat poster yang dipamerkan perusahaan pertahanan milik China di sela-sela Aviation Industry Corporation of China (AVIC) di Beijing, Rabu (27/1/2021).

Dikutip Global Times, dua produk termodern itu terdiri jet tempur siluman FC-31 dan drone pengintai bersenjata GJ-11. Belum ada keterangan detil spesifikasi keduanya.

Mereka dipampang di satu poster besar bersama jet tempur siluman J-20 Chengdu, pesawat transport raksasa Y-20 dan helikopter serbaguna Z-20.

Tiga produk militer terakhir sudah aktif di jajaran Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), dan telah terlihat secara luas di laporan berbagai media.

Baca juga: Sejumlah Kapal Induk AS Masuk Laut China Selatan di Tengah Ketegangan China-Taiwan

Baca juga: Armada Kapal Induk AS Tiba, Militer China Gelar Latihan Tempur di Guangdong

Sedangkan dua pesawat tempur lainnya menarik perhatian khusus di kalangan netizen, yang menyatakan antusiasme lewat komentar di platform mikrobloging Weibo Sina AVIC Pos.

Jet Tempur Berbasis di Kapal Induk Termodern

Sebagai jet tempur siluman terbaru China, FC-31 adalah satu-satunya di poster yang belum ada dalam layanan militer PLA.

Bentuk dasarnya mirip jet tempur J-20, sebagai pesawat bermesin ganda. Sepintas juga mirip jet tempur tercangguih Rusia, Sukhoi Su-57.

Tetapi diperkirakan jet tempur ini akan sepenuhnya berbasis di kapal induk generasi berikutnya. Sementara drone GJ-11 pernah muncul di parade militer Hari Nasional 1 Oktober 2019 di Beijing.

Tapi sesudah itu tidak pernah ditampilkan lagi. Para penggemar teknologi militer mengemukakan keinginan untuk tahu lebih banyak pembom siluman strategis H-20.

Pesawat pembom  jarak jauh ini sedang dalam pengembangan, dan tidak ditampilkan dalam poster tersebut.

Pernyataan AVIC yang dirilis berilustrasikan poster tersebut tidak menawarkan rincian kemajuan apa pun dalam program alat tempurnya.

Namun terkait produk untuk sipil, pernyataan pers AVIC 2021 mengatakan perusahaan berencana menyelesaikan pengembangan pesawat baru dan mengirimkan 500 pesawat pada 2021.

Sementara Liu Zhen, jurnalis South China Morning Post (SCMP) di Beijing melaporkan, pesawat tempur siluman J-20 saat ini tepat berusia 10 tahun sejak pertama kali diumumkan ke publik.

Jet tempur J-20 dianggap mengubah keseimbangan kekuatan regional ketika diluncurkan 10 tahun lalu dan mewakili satu dekade modernisasi militer China.

Penerbangan perdananya dilakukan 11 Januari 2011, mengejutkan dunia, yang tidak mendapatkan informasi awal, China akan menjadi kekuatan baru setelah AS.

China merupakan negara kedua, setelah AS, yang mengembangkan pesawat tempur generasi kelima yang canggih, berkemampuan jelajah siluman dan supersonik, serta kemampuan manuver super dan avionik super.

Jet J-20 Chengdu Kejutan Menhan AS Robert Gates

Chengdu J-20 menjadi kejutan special bagi Menteri Pertahanan AS Robert Gates, yang bertemu mantan presiden China Hu Jintao di Beijing ketika berita itu diumumkan.

Hu Jintao meyakinkan Robert Gates, pengumuman itu tidak lebih dari kebetulan. Pesawat tempur canggih berkursi tunggal ini telah dikembangkan.

Muncul varian kursi ganda jet tempur siluman J-20 China, dan versi J-20 yang dilengkapi mesin buatan dalam negeri China. Jet J-20 mula-mula menggunakan mesin buatan Rusia.  

Varian J-20 bermesin local terlihat untuk pertama kalinya dalam video yang dirilis pengembangnya, dan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) tiga pekan lalu.

Variasi kursi ganda J-20 dapat digunakan untuk peperangan elektronik, komando drone wingman atau pemboman. Mengenai mesin lokal, berarti J-20 tidak lagi bergantung pada mesin Rusia.

Digambarkan oleh citra yang dihasilkan komputer, empat variasi J-20 dua kursi terlihat terbang dalam formasi dalam sebuah video yang dirilis Aviation Industry Corp of China (AVIC).

Ini adalah pertama kalinya J-20 kursi ganda ditampilkan dalam sumber promosi resmi, meskipun laporan media telah berspekulasi tentang keberadaannya selama bertahun-tahun.

Itu juga akan membuat variasi J-20 menjadi jet tempur siluman dua kursi pertama di dunia. Dengan menambahkan kursi lain ke kokpit, kemampuan pesawat itu naik beberapa tingkat.

Pilot kedua dirancang untuk tugas-tugas yang lebih rumit seperti perang elektronik, komando drone sayap atau pemboman taktis.

Hal ini dikemukakan seorang analis militer China kepada Global Times, Minggu (31/1/2021). Ia meminta identitasnya tak diungkapkan.

Menurut analis itu, J-20 kursi ganda dapat menghasilkan lebih banyak variasi yang dilengkapi dengan perangkat yang sesuai dengan tugas-tugas ini.

Video AVIC tidak merinci lebih lanjut tentang J-20 kursi ganda atau fungsi yang dirancang.

J-20 Gunakan Mesin Terbaru Buatan China

Dalam video terpisah, yang dirilis pada hari Selasa oleh Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) untuk program rekrutmen pilotnya, outlet media China mengidentifikasi J-20 yang dilengkapi mesin WS-10C yang dikembangkan di dalam negeri, bukan mesin impor Rusia.

Ini juga pertama kalinya Angkatan Udara PLA mengonfirmasi J-20 dilengkapi mesin buatan dalam negeri telah memasuki layanan.

Kabar ini diwartakan Passion News, outlet media di bawah k618.cn, portal berita yang dijalankan Pusat Liga Pemuda Komunis China.

Didesain berkemampuan siluman, mesin WS-10C memberikan daya dorong yang lebih kuat daripada mesin Rusia yang sebelumnya digunakan pada J-20 lama.

Mesin China menggunakan teknologi kontrol mesin digital otoritas penuh dan afterburner yang lebih baik.

Mesin local itu tak hanya akan membuat J-20 menjadi lebih kuat, tetapi juga memungkinkan produksi massal pesawat tanpa batasan mesin impor.

Analisis militer itu mencatat J-20 pada akhirnya akan menggunakan WS-15, yang bahkan lebih kuat dari mesin impor manapun.(Tribunnews.com/GlobalTimes/SCMP/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini