TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dalam 24 jam terakhir.
Analis menyebut kudeta yang terjadi di Myanmar adalah karena ambisi pribadi panglima militer yang merasa kehilangan rasa hormat.
Selain harus bisa bela diri, ada kata-kata yang tak boleh diucapkan pengasuh anak Kate Middleton dan Pangeran William.
Mengenai sidang pemakzulan Donald Trump, analis menjelaskan bagaimana sikap "diam di depan Senat" dapat berakibat buruk bagi hukuman pidana sang mantan presiden di masa depan.
Di sisi lain, perhitungan ilmiah menunjukkan bahwa dunia masih akan memerangi pandemi virus corona selama tujuh tahun lagi.
1. Analis Sebut Kudeta Myanmar karena Ambisi Pribadi Panglima Militer yang Merasa Hilang Rasa Hormat
Sudah sepekan Myanmar di bawah kekuasaan langsung militer pasca kudeta pada Senin (1/2/2021).
Pemandangan negara yang dulu dikenal dengan nama Burma ini pun berubah. Foto-foto pria berseragam militer mendominasi surat kabar.
Sejak 1962 hingga 2011, negara ini dikuasai tentara yang menjalankan pemerintahan dengan tangan besi dan menegaskan kekuasaan absolut melalui tindakan brutal.
Kemudian tepat enam tahun lalu, Aung San Suu Kyi membentuk pemerintahan sipil pertama dengan Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) setelah menang telak dalam pemilihan.
Sayangnya, politik demokrasi Myanmar runtuh kembali pada Senin lalu, setelah pemimpin de facto Aung San Suu Kyi bersama pejabat sipil lainnya ditangkap militer.
Baca juga: Puluhan Ribu Masyarakat Myanmar Turun ke Jalan Protes Kudeta Militer di Hari Kedua
Baca juga: POPULER Internasional: Lagu Indonesia yang Disukai Myanmar | Artis di China Korban Malpraktik Oplas
Saluran berita pemerintah ditutup dan TV militer menyiarkan bahwa Panglima Tertinggi, Jenderal Min Aung Hlaing sekarang memimpin negara.
Militer menetapkan kondisi darurat selama 12 bulan sejak awal Januari lalu.
Militer menyebut kudeta dilakukan dengan menuding Suu Kyi melakukan kecurangan pemilu November 2020 lalu.