News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Myanmar

Protes Anti-Kudeta Myanmar: 2 Orang Dilaporkan Tewas, Lainnya Cedera

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pengunjuk rasa (kiri) yang terluka dibawa pergi oleh tim medis setelah dipukuli oleh pasukan keamanan dalam demonstrasi menentang kudeta militer di Mandalay pada 20 Februari 2021.

TRIBUNNEWS.COM - Pasukan keamanan melepaskan tembakan untuk membubarkan massa yang memprotes kudeta militer.

Dua orang dilaporkan tewas dan beberapa lainnya cedera di Mandalay, Myanmar.

Mengutip Al Jazeera, informasi ini disampaikan oleh petugas layanan darurat dan saksi pada Sabtu (20/1/2021).

Laporan kematian pada Sabtu menandai hari paling berdarah sepanjang dua pekan demonstrasi besar-besaran menentang kudeta Myanmar 1 Februari 2021.

Otoritas militer telah menanggapi protes dengan mengerahkan pasukan melawan demonstrasi damai dan menembakkan gas air mata, meriam air, peluru karet hingga peluru tajam.

Baca juga: Menyusul AS, Inggris dan Kanada Jatuhkan Sanksi pada Junta Myanmar

Baca juga: Unjuk Rasa Antikudeta Myanmar Memakan Korban, Demonstran Meninggal Usai Kepalanya Ditembak Polisi

Para pengunjuk rasa mengulurkan selongsong peluru dan amunisi untuk ketapel setelah pasukan keamanan menembaki pengunjuk rasa pada rapat umum menentang kudeta militer di Mandalay pada 20 Februari 2021.

Di Mandalay, pasukan keamanan menembaki para demonstran yang mencoba menghentikan penangkapan pekerja yang mengambil bagian dalam gerakan anti-kudeta.

Bentrokan dimulai dengan para demonstran melemparkan batu, tetapi pihak berwenang membalas dengan melepaskan tembakan, membuat mereka melarikan diri karena ketakutan.

"Dua orang tewas," kata Hlaing Min Oo, Kepala Tim Penyelamat Darurat Relawan yang berbasis di Mandalay.

Dia menambahkan, salah satu korban yang ditembak di kepala adalah seorang remaja.

Korban tewas dikonfirmasi oleh petugas darurat lain di tempat kejadian, yang menolak disebutkan namanya karena takut akibatnya.

"Seorang bocah di bawah 18 tahun ditembak di kepalanya," kata pekerja itu kepada kantor berita AFP

Selain kematian, yang juga dilaporkan oleh media lokal, Ko Aung, pemimpin badan layanan darurat relawan Parahita Darhi, mengatakan kepada kantor berita Reuters, 20 orang terluka.

Menurut wartawan kantor berita Associated Press yang menyaksikan kekerasan tersebut, sekira lima orang terluka oleh peluru karet dan harus dibawa dengan ambulans.

Media lokal melaporkan lebih dari selusin orang ditangkap setelah bentrokan itu.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini