TRIBUNNEWS.COM - Kelompok Houthi Yaman kembali menembakkan drone dan rudal ke jantung industri minyak Arab Saudi, Saudi Aramco pada Minggu (7/3/2021).
Menurut Kerajaan, serangan ini ditujukan untuk mengguncang keamanan dan stabilitas pasokan energi global.
Mengutip Al Jazeera, ketika Houthi mengumumkan serangan itu, mereka mengklaim telah menyerang sasaran militer di kota Dammam, Asir dan Jazan di Saudi.
Menyoal serangan ini, Kementerian Energi Saudi menuturkan bahwa tempat penyimpanan minyak di Ras Tanura, situs kilang minyak dan fasilitas pemuatan minyak lepas pantai terbesar di dunia.
Baca juga: Kelompok Houthi Klaim Telah Tembakkan Rudal ke Fasilitas Minyak Saudi Aramco
Baca juga: Kirim Surat Resmi, Arab Saudi Mohon DK PBB Hentikan Serangan Kelompok Houthi
Dijelaskan bahwa kilang minyak tersebut diserang dengan pesawat tak berawak tetapi tidak ada korban atau kerugian properti.
"Salah satu area tangki minyak di Pelabuhan Ras Tanura di Wilayah Timur, salah satu pelabuhan minyak terbesar di dunia, pagi ini diserang oleh pesawat tak berawak, yang datang dari laut," kata Kementerian Energi Saudi dalam sebuah pernyataan yang dirilis. oleh Agen Pers resmi Saudi.
Pernyataan itu menambahkan bahwa pecahan peluru dari rudal balistik jatuh di dekat kompleks perumahan Aramco di Dhahran.
Baca juga: Amerika Segera Hapus Kelompok Perlawanan Houthi Yaman dari Daftar Teroris
14 Drone Houthi
Juru bicara militer Houthi, Yahya Sarea mengatakan kelompok itu menembakkan 14 drone dan delapan rudal balistik melintasi perbatasan dengan kerajaan dalam "operasi luas di jantung Arab Saudi".
Misi Amerika Serikat (AS) di Arab Saudi menyarankan warga AS untuk berhati-hati setelah laporan kemungkinan serangan dan ledakan di daerah Dhahran, Dammam dan Khobar di Provinsi Timur Arab Saudi.
Provinsi ini adalah rumah bagi sebagian besar fasilitas produksi dan ekspor minyak Saudi Aramco.
Juru bicara koalisi pimpinan Saudi yang memerangi Houthi di Yaman mengatakan bahwa Arab Saudi akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi dirinya sendiri dan untuk memastikan stabilitas pasokan energi dan lalu lintas maritim.
Serangan terhadap tangki minyak bumi di pelabuhan Ras Tanura dan fasilitas Aramco di Dhahran adalah "serangan teroris pengecut", kata seorang juru bicara kementerian pertahanan dalam sebuah pernyataan di kantor berita negara SPA.
Baca juga: Pemerintahan Biden akan Hapus Houthi dari Daftar Teroris dan Balikkan Keputusan Trump
Eskalasi