TRIBUNNEWS.COM - Brasil mencatat rekor kematian baru dengan total 3.251 jiwa akibat Covid-19 pada Selasa (23/3/2021).
Rekor kematian ini dilaporkan pada di hari yang sama ketika Presiden Jair Bolsonaro melantik Menteri Kesehatan (Menkes) keempatnya sejak pandemi virus corona merebak di negara itu.
Rekor baru jumlah kematian harian ini membuat skala wabah di Brasil semakin tidak terkendal.
Melansir dari Reuters, peluncuran vaksin Covid-19 di Brasil dilaporkan berantakan.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Makin Parah, Presiden Brasil Bakal Ganti Menteri Kesehatan untuk Keempat Kalinya
Baca juga: Mutasi Baru Covid-19 Terdeteksi di Jepang, Berbeda dari Varian Brasil, Afrika Selatan atau Inggris
Bolsonaro masih berada di bawah tekanam untuk mengendalikan wabah.
Ia telah berulang kali mengecilkan virus, menabur keraguan tentang vaksin, dan memerangi tindakan penguncian negara bagian dan lokal.
"Pada Selasa (23/3/2021), menjelang pidato nasional yang disiarkan televisi, dia melantik ahli jantung Marcelo Queiroga dalam upacara tertutup," kata Kementerian Kesehatan dalam sebuah pernyataan.
Ditunjuk oleh Bolsonaro pada 15 Maret, Queiroga menggantikan Eduardo Pazuello, seorang jenderal tentara aktif yang telah mengawasi sebagian besar respons pandemi.
Masih harus dilihat jalan apa yang akan dipetakan Queiroga sebagai Menteri Kesehatan untuk menghentikan penyebaran Covid-19 di Brasil.
Baca juga: Kata Otavio Dutra Soal Kualitas Bek Anyar Persija dari Brasil, Yann Motta Pemain Bagus
Menkes Brasil Bentrok dengan Bolsonaro
Dua pendahulu Pazuello meninggalkan pemerintahan setelah bentrok dengan pandangan Bolsonaro tentang COVID-19.
Bolsonaro menjadi sorotan internasional karena melawan lockdown, mengabaikan pemakaian masker, dan menganjurkan pengobatan yang belum terbukti seperti hidroksiklorokuin.
Menurut sebuah dokumen yang dilihat oleh Reuters, pada Selasa, Mahkamah Agung Brasil menolak mendengarkan bandingnya terhadap langkah-langkah beberapa negara bagian yang membatasi aktivitas ekonomi untuk memperlambat penularan.
Fiocruz Institute yang didanai pemerintah federal, yang memproduksi vaksin AstraZeneca pada Selasa mengatakan bahwa pihaknya hanya akan mengirimkan 18,8 juta vaksin pada April.