News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

5 Fakta Terusan Suez, Jalur Pelayaran yang Lumpuh Total Akibat Tersangkutnya Kapal Kontainer

Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar satelit selebaran ini milik Cnes 2021 yang dirilis pada 25 Maret 2021 oleh Airbus DS menunjukkan kapal kontainer MV 'Ever Given' (Evergreen) milik Taiwan, dengan panjang 400 meter (1.300 kaki) dan lebar 59 meter. kapal, bersandar ke samping dan menghalangi semua lalu lintas di seberang jalur air Terusan Suez Mesir. Pemilik kapal kontainer raksasa yang memblokir Terusan Suez mengatakan mereka menghadapi kesulitan ekstrim untuk mengapungkannya kembali karena Mesir untuk sementara menutup salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia.

Akhirnya, banyak kapal-kapal yang melewati jalur ini untuk mempercepat waktu tempuh.

4. Patung Liberty dibangun untuk Terusan Suez

Ketika Terusan Suez hampir selesai pada 1869, pematung Prancis Frédéric-Auguste Bartholdi mencoba meyakinkan Ferdinand de Lesseps dan Pemerintah Mesir untuk membiarkan dia membangun patung yang rencananya ditempakan di "pintu masuk" terusan itu.

Terinspirasi oleh Colossus of Rhodes, Bartholdi membayangkan patung setinggi 27 meter sebagai seorang wanita yang menggunakan jubah petani ala Mesir dan memegang obor besar.

Fungsinya adalah sebagai mercusuar memandu kapal menuju ke kanal.

Namun, karena terkendala suatu hal, proyek ini tidak pernah terwujud.

Bartholdi terus merealisasikan idenya untuk patungnya.

Pada 1886, ia akhirnya meluncurkan versi lengkap di New York Harbor.

Secara resmi disebut "Liberty Enlightening the World," monumen itu sejak itu menjadi lebih dikenal sebagai Patung Liberty.

5. Dibangun dengan kombinasi pekerja paksa dan mesin canggih

Membangun terusan ini membutuhkan tenaga kerja yang besar.

Pemerintah awalnya menyediakan tenaga kerja dengan memaksa orang miskin untuk bekerja dengan upah minimal dengan ancaman kekerasan.

Dimulai pada akhir 1861, puluhan ribu petani menggali bagian awal kanal dengan tangan dan peralatan seadanya.

Perkembangan kanal akhirnya sangat lambat dan memakan banyak korban.s

Dihadapkan dengan kekurangan pekerja yang kritis, Lesseps dan Perusahaan Saluran Terusan Suez mengubah strategi mereka.

Mereka pun mulai menggunakan beberapa kapal keruk bertenaga uap dan bertenaga batubara untuk menggali kanal.

Teknologi baru memberi dorongan yang dibutuhkan proyek itu, dan perusahaan itu terus membuat kemajuan pesat selama dua tahun terakhir konstruksi.

(Tribunnews.com/Maliana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini