Sebab, dia mengklaim kesulitan mendapatkan akses vaksin jika menjadi negara berkembang.
Dia menuduh beberapa negara telah menguasai pasokan vaksin global.
"Kami tidak boleh menyebut nama negaranya, tapi ada sesuatu. Ada keributan yang terjadi dan pertarungan untuk kepemilikan vaksin sedang berlangsung. Ini masalah yang sangat serius," katanya.
Presiden kemudian mengimbau warga Filipina untuk bersabar, mengingat Filipina bukan produsen vaksin.
"Kita harus memahami pemerintah. Kami melakukan yang terbaik. Kami bukan negara penghasil vaksin. Kami tidak memiliki keahlian dan kami tidak memiliki pengetahuan medis atau ilmiah. Jadi kita tunggu saja," ucapnya.
Sebagai rencana kedua, pemerintah Filipina telah memberikan izin kepada entitas swasta untuk mengimpor vaksin virus corona.
Komentar Duterte muncul setelah kritik publik atas keputusan pemerintah mengunci ibu kota Manila dan empat provinsi lainnya selama sepekan karena lonjakan Covid-19.
Hampir seperempat negara atau sekira 25 juta orang Filipina terdampak karantina komunitas (ECQ), tingkat penguncian tertinggi.
Publik Filipina menyuarakan keluhan atas "kegagalan" dan "ketidakmampuan" pemerintahan Duterte dalam memerangi pandemi di media sosial.
Bahkan tagar #Duterte Resign dan #DutertePalpak (Duterte gagal) sempat menduduki trending di Twitter.
"Kembali ke ECQ sekali lagi menunjukkan ketidakmampuan pemerintahnya. Kami hanya mengikuti siklus yang tidak bisa dipecahkan."
Baca juga: Militer Filipina Bunuh Pemimpin Abu Sayyaf dan Bebaskan 4 Sandera Asal Indonesia
Baca juga: Filipina Tak Akan Mengemis Vaksin Covid-19, Presiden Duterte: Kami Akan Bayar
"Merupakan hak kami sebagai warga negara Filipina untuk mengeluh dan menuntut!," kata salah seorang warganet di Twitter, Jomarie Sauquillo.
Menanggapi kritik tersebut, Duterte mengatakan beberapa negara lain mengikuti protokol serupa di tengah lonjakan baru virus corona.
"Apakah pemerintah menyimpang? Apakah pemerintah melakukan sesuatu? Yang benar, negara Ukraina, Prancis, Jerman, Polandia, dan Italia juga diisolasi," ujarnya.
Menurut laporan Worldometers pada Rabu (31/3/2021), Filipina memiliki jumlah kasus infeksi 741.181 dan 13.191 kematian.
Adapun jumlah pasien yang sembuh sebanyak 603.310 orang.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)