Di daerah Yangon lainnya, para aktivis membakar bendera China, menurut foto yang diposting di Facebook.
China dipandang mendukung junta militer dan bulan lalu ada serangan pembakaran terhadap 32 pabrik yang diinvestasikan China di Yangon.
Jenderal Senior Min Aung Hlaing, kepala junta, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada hari Rabu bahwa gerakan pembangkangan sipil atau CDM telah menghentikan kerja rumah sakit, sekolah, jalan, kantor dan pabrik.
Baca juga: Junta Militer Myanmar Umumkan Gencatan Senjata tapi Tidak untuk Demonstran Anti Kudeta
"Meskipun aksi protes dilakukan di negara-negara tetangga dan komunitas internasional, mereka tidak menghancurkan bisnis," katanya.
"Namun CDM, kegiatan untuk menghancurkan negara."
Menurut kelompok advokasi Association for Political Prisoners (AAPP), 581 orang, termasuk puluhan anak-anak, telah ditembak mati oleh militer dan polisi dalam gelombang aksi protes hampir setiap hari sejak kudeta.
Selain itu militer telah menangkap hampir 3.500 orang, dengan 2.750 masih ditahan. (Reuters)