TRIBUNNEWS.COM - Seorang bocah migran berusia 10 tahun ditemukan berkeliaran sendirian di dekat perbatasan Amerika Serikat-Meksiko.
Ia menangis minta tolong setelah ditinggalkan kelompoknya.
Bocah yang sendirian dan ketakutan itu terekam dalam video yang dirilis oleh Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) AS pada hari Rabu (7/4/2021).
CBP mengatakan anak lelaki asal Nikaragua itu putus asa dan menangis setelah bangun dan menyadari dia tertinggal.
Video menunjukkan anak itu sendirian di tengah jalan sebelum petugas Patroli Perbatasan menghentikan kendaraannya.
Anak laki-laki itu memberi tahu petugas bahwa dia mencari bantuan karena dia ditinggalkan.
"Bisakah Anda membantu saya?" tanyanya dalam bahasa Spanyol.
"Apa yang terjadi?" jawab pria yang merekam video.
Baca juga: Janjikan Suaka, Presiden Meksiko: Kami Akan Beri Perlindungan untuk Julian Assange
Baca juga: Dikenal Dekat dengan Trump, Presiden Meksiko Dikabarkan Mulai Akui Kemenangan Joe Biden
"Saya sedang berjalan dengan sekelompok dan mereka meninggalkan saya," kata anak laki-laki itu, terdengar seolah-olah dia akan menangis.
"Saya tidak tahu di mana mereka."
Pria itu bertanya, "Mereka meninggalkanmu sendirian?"
"Tentu saja mereka meninggalkan saya," jawab anak laki-laki itu.
Pria itu lanjut menanyai bocah itu.
"Mereka meninggalkanmu sendirian? Kau tidak bepergian dengan ibu, ayah, atau siapa pun? Apakah kau bepergian dengan ibu atau ayahmu?"
Anak laki-laki itu menjawab, "Tidak. Saya bersama kelompok untuk menyerahkan diri."
Seorang juru bicara CBP mengatakan Rabu dalam sebuah pernyataan bahwa seorang agen Patroli Perbatasan Rio Grande menemukan bocah lelaki berusia 10 tahun itu Kamis (1/4/2021) lalu di dekat La Gruilla - tidak jauh dari perbatasan Amerika-Meksiko, CBS News melaporkan.
"Pemandangan seperti ini terlalu umum, karena penyelundup terus meninggalkan anak-anak di daerah terpencil, tanpa memperhatikan kesejahteraan mereka," kata juru bicara CBP.
Tidak jelas bagaimana dan mengapa bocah itu masuk ke AS, serta berapa lama ia terlantar sebelum akhirnya ditemukan.
CBP lantas membawanya ke Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS), menurut WHDH.
HHS bertanggung jawab untuk perawatan jangka panjang bagi sebagian besar anak tanpa pendamping.
Dilansir Metro UK, banyak keluarga migran yang berpisah di Meksiko dan mengirim anak-anak mereka melintasi perbatasan ke Amerika sendirian, menurut CBP.
Ratusan kasus serupa terjadi di Texas Selatan.
Pada pertengahan Maret, foto dan video menunjukkan ratusan anak tanpa pendamping di tenda plastik dengan kapasitas hampir dua kali lipat dari kapasitas mereka di fasilitas CBP migran yang di Donna, Texas.
Anak-anak berbaring dan duduk di alas tidur dan menggunakan selimut aluminium di dalam tenda di pusat patroli perbatasan.
Pemerintahan Biden, yang telah menghadapi pengawasan atas lonjakan upaya penyeberangan perbatasan, sejak itu membuka fasilitas sementara yang berdekatan dengan fasilitas yang penuh sesak itu.
Fasilitas baru ini dirancang untuk membantu mempercepat proses pembebasan anak-anak dari tahanan patroli perbatasan.
Masalah Imigrasi di Amerika
Dilansir Independent, di bawah pemerintahan Donald Trump, agen Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai diberi wewenang luas untuk melakukan razia terhadap para migran, termasuk individu yang telah tinggal di Amerika selama beberapa dekade.
Mantan presiden itu juga memberlakukan kebijakan pemisahan anak di perbatasan yang mengakibatkan ratusan anak terpisah dari orang tuanya selama tiga tahun.
Sejak itu, makin banyak migran yang mencoba melintasi perbatasan, membuat Joe Biden menghadapi krisis yang semakin parah yang diperburuk oleh pandemi virus corona.
Penanganan perbatasan oleh Biden telah dikritik banyak pihak.
Kaum konservatif mengeluh bahwa Biden mengizinkan migran yang tidak divaksinasi masuk ke negaranya, meskipun mereka sendiri mencabut mandat penggunaan masker dan melarang paspor vaksin.
Sementara itu kaum liberal menyoroti bahwa presiden telah mengizinkan pekerja bantuan yang memiliki akses ke anak-anak untuk bekerja tanpa melalui pemeriksaan latar belakang sidik jari federal.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)