Al Jazeera berbicara dengan Jerome Tubiana, seorang peneliti yang berspesialisasi dalam Chad untuk menjawab beberapa pertanyaan kunci tersebut.
Jadi siapa FACT, kelompok di balik pemberontakan terbaru, dan apa yang mereka inginkan?
Berikut ini Tribunnews rangkum hasil wawancara tersebut:
Al Jazeera : Kapan FACT dibentuk dan siapa yang dipimpinnya?
Jerome Tubiana : Pendiri dan pemimpinnya adalah Mahamat Mahadi Ali, seorang pemberontak lama.
Ia pertama kali bergabung dengan gerakan pemberontak pada 1978, ketika dia berusia 14 tahun.
Sejak itu, dia bergabung dengan pemberontakan melawan rezim berturut-turut yang berbeda di Chad.
Mahamat Mahadi Ali tinggal di pengasingan di Prancis dan menjadi anggota Partai Sosialis Prancis.
Mahamat Mahadi Ali adalah bagian dari Persatuan Kekuatan untuk Demokrasi dan Pembangunan (UFDD).
Pemimpinnya adalah Mahamat Nouri yang memimpin aliansi pemberontak dan hampir menggulingkan Deby pada 2008.
Pada 2015, Nouri yang juga berada di pengasingan di Prancis mengirim Mahadi ke Libya untuk mengambil kembali kendali atas para pejuang UFDD di sana, atas tuntutan Misratis.
Saat itu, Libya dilanda perang saudara antara koalisi "Libya Dawn" yang didukung Misrati di barat dan operasi "Dignity" di bawah Khalifa Haftar di timur.
Situasi ini membuat orang Chad menjadi tentara bayaran bagi kedua belah pihak.
Sesampai di sana, Mahadi melihat bahwa Nouri tidak begitu populer di kalangan pasukan UFDD dan berusaha memaksakan diri sebagai pemimpinnya.