TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mendapat penghinaan dari keluarga korban tragedi Lag B'Omer saat mengunjungi lokasi kejadian.
Diketahui sebanyak 45 jemaat Yahudi Ortodoks tewas saat merayakan festival keagamaan tahunan, Lag B'Omer di Gunung Meron, Kamis (29/4/2021).
Sementara itu ada 150 orang lainnya yang mengalami luka-luka.
Netanyahu menjanjikan akan melakukan penyelidikan penuh atas tragedi mematikan tersebut.
Ada laporan bahwa tribun runtuh saat acara, namun ada juga laporan bahwa orang-orang itu terinjak-injak karena lokasi festival yang sangat padat.
Menurut media Israel dikutip dari Al Jazeera, para keluarga korban melemparkan botol kosong dan meneriaki PM Netanyahu dengan makian saat kunjungan ke TKP, Jumat (30/4/2021).
Baca juga: 40 Orang Tewas di Acara Akbar Liburan Warga Yahudi Ortodoks Israel
Baca juga: John Kerry Hebohkan Elite AS, Beber Operasi Rahasia Israel di Suriah
Netanyahu menyebut insiden itu sebagai bencana terburuk dalam sejarah Israel.
PM memutuskan bahwa hari Minggu ini akan diperingati sebagai 'Hari Berkabung Nasional' dan menyatakan keprihatinan kepada keluarga korban.
Dia juga bertemu dengan polisi dan tim penyelamat.
"Apa yang terjadi di sini sangat memilukan. Ada orang yang tertindih sampai mati, termasuk anak-anak," kata Netanyahu.
Sementara itu, kantor Presiden Reuven Rivlin meminta masyarakat yang sedang mencari orang hilang menghubungi kantor kepresidenan.
"Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukannya," katanya.
Menteri Kesehatan Yuli Edelstein mengatakan hampir semua korban di Ziv Medical Center teridentifikasi.
Kronologi Insiden Lag B'Omer