TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah India mengklaim infeksi Covid-19 mulai menurun secara lambat, saat angka resmi kasus di negara ini tembus 20 juta infeksi.
India mengatakan jumlah infeksi menurun secara konsisten sejak 30 April 2021, ketika ada penambahan 400.000 kasus infeksi.
Negara ini melaporkan 355.832 kasus infeksi baru pada Selasa.
Para ahli mengatakan, jumlah kematian dan infeksi mungkin tidak dilaporkan terkait klaim pemerintah.
Dilansir BBC, pejabat kesehatan mengatakan, Kota Delhi termasuk di antara negara bagian yang angka infeksinya melambat.
Pihaknya mengatakan ada 'sedikit harapan' dari gelombang kedua Covid-19 di negara itu.
Baca juga: Pelajaran Kasus Covid-19 India, Fasyankes Memadai Tak Sanggup Jika Upaya Pencegahan Tidak Dilakukan
Baca juga: Gelombang Kedua Covid-19 di India Diprediksi Terjadi di Minggu Kedua Mei
Menurut data pemerintah, penurunan kasus juga terjadi di negara bagian Maharashtra yang terdampak paling parah serta negara bagian Punjab dan Uttar Pradesh.
Namun, sekretaris kementerian kesehatan, Lav Agarwal, menilai masih terlalu awal untuk senang dan harus tetap melakukan "langkah-langkah penahanan (infeksi) di tingkat distrik dan negara bagian".
Di sisi lain, para ahli mengatakan pasien Covid-19 yang meninggal saat dirawat di rumah tidak dites ataupun diperiksa dokter.
Artinya, tingkat infeksi dan kematian di India sebenarnya jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan secara resmi.
Data dari krematoriun juga menunjukkan bahwa jumlah kematian yang dicatat pemerintah bisa jadi jauh lebih sedikit.
Negara bagian Uttar Pradesh salah satunya, yang mengalami tingkat pengujian Covid-19 sangat rendah.
Narendra Modi Disebut Tinggalkan Warganya
Perdana Menteri India, Narendra Modi, disebut warga Kota Varanasi, sebuah kota kuno di India, telah meninggalkan mereka.