TRIBUNNEWS.COM - Taliban melaporkan telah merebut bendungan terbesar kedua di Afghanistan, setelah berbulan-bulan pertempuran sengit di bekas bentengnya di Kandahar.
Dilansir Al Jazeera, pengambilalihan bendungan Dahla in terjadi ketika pasukan AS bersiap keluar dari negara tersebut setelah 20 tahun di sana.
"Bendungan Dahla menyediakan irigasi bagi petani melalui jaringan kanal serta air minum untuk Ibu Kota provinsi, sekarang berada di bawah kendali Taliban," kata pejabat setempat kepada kantor berita AFP, Kamis.
"Kami telah merebut Bendungan Dahla di Arghandab," kata juru bicara Taliban Qari Yousuf Ahmadi kepada AFP.
Baca juga: Taliban Tuntut AS Tarik Pasukan dari Afghanistan Maksimal Juli 2021
Baca juga: Konferensi Perdamaian Perang Afghanistan di Turki Ditunda, Taliban Enggan Datang
Haji Gulbuddin, Gubernur dari distrik yang berdekatan, membenarkan bendungan itu "sekarang dalam kendali Taliban".
"Pasukan keamanan kami meminta bala bantuan tetapi mereka gagal mendapatkannya," katanya.
Perebutan bendungan terjadi setelah bentrokan meletus di provinsi Helmand minggu ini, hanya beberapa hari setelah militer AS secara resmi mulai menarik pasukannya yang tersisa dari Afghanistan.
Kepala departemen air Kandahar Tooryalay Mahboobi mengatakan kepada AFP bahwa baru-baru ini Taliban memperingatkan karyawan Dahla untuk tidak pergi bekerja.
"Bulan lalu para pejuang bersenjata meledakkan sebuah jembatan yang menghubungkan bendungan itu dengan distrik-distrik yang berdekatan," kata seorang koresponden AFP di Kandahar.
Dahla dibangun oleh AS hampir 70 tahun yang lalu untuk menyediakan air untuk mengairi tanah di sekitar tujuh distrik Kandahar.
Pada 2019, Bank Pembangunan Asia menyetujui hibah hampir $ 350 juta untuk digunakan sebagian untuk memperluas proyek bergaya waduk.
Distrik sekitarnya telah menyaksikan pertempuran sengit dalam enam bulan terakhir, tetapi para pejabat mengumumkan pada bulan April bahwa daerah itu telah dibersihkan.
Para pejabat mengatakan, sebelum mundur, Taliban menanam bahan peledak di seluruh daerah, termasuk di kompleks perumahan.
Di Helmand, ribuan orang telah meninggalkan rumah mereka dalam menghadapi serangan besar-besaran Taliban terhadap pasukan pemerintah.
Baca juga: Joe Biden Hentikan Perang AS-Taliban di Afghanistan: Ini Waktunya Akhiri Forever War
Baca juga: AS Perintahkan Staf Kedutaan Tinggalkan Kabul Jelang Diakhirinya Perang 20 Tahun di Afghanistan