News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Analisis Politik Prancis, Presiden Macron Tak Boleh Abaikan Peringatan Para Jenderal

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FILE - Petugas pemadam kebakaran terlihat bekerja di depan di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Prancis. Rabu (21/3/2012) Di mana sebuah bom meledak menyebabkan terbakarnya 2 buah mobil dan merusakan kaca kaca bangunan di sekitarnya walau tidak menimbulakan korban jiwa. Bom itu meledak sebelum fajar pukul 5.45 am (O4.45 WIB), sampai saat ini tidak ada kelompok atau individu yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. (AFP PHOTO / THOMAS SAMSON)

Bukan hanya Le Pen yang dikritiknya. Parly menuding para jenderal yang menulis surat itu sebagai pemarah dan akan jadi target utama sanksi pemerintah.

“Ke-20 pensiunan jenderal yang tidak bertanggung jawab itu hanya mewakili diri mereka sendiri," katanya.

“Siapakah pensiunan jenderal yang mengklaim membela Prancis saat mereka mengobarkan api kebencian? Siapakah pensiunan jenderal yang mengklaim memerangi disintegrasi Prancis dengan mengancam perang saudara? " tanyanya.

Menhan Parly terus mengecam para penulis surat itu. Menurut Damian Wilson, seharusnya Menhan Parly bersikap lebih bijak mengingat korban terorisme di Prancis terus meningkat.

Pmerintah Prancis berjuang untuk memenangkan kepercayaan publik atas cara mereka menangani Islamisme radikal.

“Mungkin Parly seharusnya memilih pendekatan yang lebih berdamai,” kata Wilson. Sikap seperti itu justru akan memberi pesan buruk kepada keluarga Stéphanie Montfeture dan Sarah Halimi.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini