TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Sebulan yang lalu, Siti Farahani Halim merasa berharap bisa menghabiskan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarganya di desanya di negara bagian Perlis Utara.
Eksekutif muda di sebuah perusahaan di Kuala Lumpur ini berbesar hati lantaran pemerintah menyatakan dapat mencabut pembatasan perjalanan antarnegara bagian untuk Idul Fitri lusa.
Sudah dua tahun ia tak bertemu orang tua dan dua saudara kandungnya sejak mulai bekerja pada 2019. Covid-19 yang merangsek di seluruh dunai mengakibatkan pembatasan perjalanan selama Hari Raya pada 2020.
Tapi sekarang Siti (25) harus memupus harapan itu. Pemerintah mengumumkan bahwa halal bihalal, silaturahmi Idul Fitri dilarang. Ini termasuk perjalanan antarnegara bagian dan antar-distrik mulai Selasa (12/5) hingga awal Juni di tengah meningkatkan infeksi Covid-19 di Malaysia.
Pada Senin (10/5), pemerintah mengumumkan Perintah Pengendalian Gerakan (MCO) nasional lainnya dari 12 Mei hingga 7 Juni. Perdana Menteri Muhyiddin Yassin menggambarkan keputusan ini sebagai "langkah drastis untuk mencegah negara tergelincir ke dalam bencana kesehatan yang parah".
Baca juga: Hindari Krisis Nasional Covid-19, Malaysia akan Lockdown Selama Satu Bulan
Di bawah MCO, semua bentuk pertemuan sosial termasuk pernikahan, kunjungan rumah, dan jamuan makan dilarang.
Langkah-langkah baru tersebut dilakukan pada saat Kementerian Kesehatan sedang berjuang dengan tingginya jumlah pasien Covid-19, dengan beberapa rumah sakit dan unit perawatan intensif mencapai kapasitas penuh.
Hingga Senin (10/5), tercatat lebih dari 444.000 kasus kumulatif secara nasional. Jumlah kasus aktif mencapai 37.396, dengan 434 pasien dirawat di ICU.
Meski mengerti mengapa langkah-langkah terbaru harus diberlakukan, Siti Farahani tetap bersedih.
“Saya hancur karena saya sudah lama tidak bisa balik kampung. Rencana awalnya adalah kembali ke Perlis untuk (Hari) Raya, tetapi ketika sudah jelas bahwa tidak akan ada perjalanan antarnegara bagian, saya pikir setidaknya saya bisa bertemu dengan saudara laki-laki dan perempuan saya yang juga berbasis di Kuala Lumpur," katanya.
Baca juga: Malaysia Larang Semua Perjalanan Antarnegara Bagian dan Wilayah Selama 4 Minggu
“Tapi ketika mereka memastikan bahwa perjalanan antar -istrik akan dibatalkan juga, itu membuat kami buntu. Kami tinggal di berbagai wilayah di Kuala Lumpur. Sangat menyedihkan dan kami harus merayakannya di rumah masing-masing sendirian,” ujarnya.
Banyak Muslim Malaysia seperti Siti Farahani tinggal di daerah perkotaan karena bekerja, tetapi mereka biasanya menyisihkan Hari Raya untuk mengunjungi keluarga mereka di kampung halaman.
Tapi untuk Hari Raya Aidilfitri kedua berturut-turut, perayaan akan diredam karena Malaysia terus bergulat dengan pandemi.
Untuk tahun ini, lagi-lagi, Siti Farhani mengatakan dia akan melakukan video call dengan keluarganya di pagi hari, dan kemudian melanjutkan harinya seperti biasa.