Ribuan orang tersebut, saat ini tinggal di gedung sekolah yang dikelola PBB di Gaza Utara.
Warga Palestina yang tinggal di daerah dekat perbatasan Gaza-Israel meninggalkan rumah mereka dengan truk pickup, keledai, dan berjalan kaki.
"Kami khawatir pada anak-anak kami, yang berteriak dan gemetar," kata salah satu pengungsi yang pergi dari rumahnya, Hedaia Maarouf dikutip dari The Guardian.
Baca juga: Serangan Israel di Kamp Shati Gaza Tewaskan 10 Orang Termasuk 8 Anak-anak, Semuanya Anggota Keluarga
PBB juga mengatakan lebih dari 200 rumah dan 24 sekolah di Gaza hancur atau rusak parah karena serangan udara Israel dalam lima hari terakhir.
Akses air bersih terancam terbatas karena pemadaman listrik dan kerusakan jaringan pipa.
Hamas pada Sabtu pagi ini, menembakkan serangkaian roket lagi ke arah Israel dan menghantam Kota Ashdod.
Sembilan warga Israel dilaporkan tewas.
Tentara Israel mengatakan, ratusan roket telah ditembakkan dari Gaza ke berbagai lokasi di negara Yahudi itu hingga mereka menambah pasukan ke beberapa titik.
Baca juga: Presiden AS Condong Dukung Israel, Politikus Demokrat Sindir Biden Tak Peduli Korban Palestina
Sementara itu, kekerasan sedang terjadi antara pemukim Israel dan warga Palestina di Tepi Barat.
Setidaknya 11 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan keamanan Israel di Tepi Barat yang diduduki.
Diketahui, konflik Palestina-Israel kembali memanas sejak awal Ramadhan 2021 dan meledak karena dipicu ancaman penggusuran warga Palestina di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur.
Israel menduduki Yerusalem Timur selama perang Arab-Israel tahun 1967 dan mencaplok seluruh kota pada tahun 1980.
Meski Israel mengklaim wilayah itu sebagai ibu kota, mayoritas komunitas internasional tidak mengakui.
Baca juga: Israel Makin Brutal, Korban Jiwa Melonjak Jadi 137 Orang Termasuk 36 Anak Palestina dan 920 Cedera
(Tribunnews.com/Nuryanti/Ika Nur Cahyani)
Berita terkait Israel Serang Jalur Gaza