TRIBUNNEWS.COM - 6 orang dalam kondisi kritis setelah dua kereta Light Rail Transit (LRT) bertabrakan pada Senin (24/5/2021) malam di dekat stasiun KLCC Kuala Lumpur, Malaysia.
Kecelakaan melibatkan kereta kosong yang alami malfungsi dan kereta otomatis berpenumpang 213 orang.
Dilansir The Straits Times, laporan awal menyebutkan human error atau kesalahan manusia menyebabkan kecelakaan tersebut.
"Kecelakaan terjadi karena kesalahan orang yang mengemudikan kereta ke arah yang salah," kata Menteri Transportasi Wee Ka Siong dalam konferensi pers virtual, Selasa.
Wee Ka Siong mengatakan laporan awal dari Badan Transportasi Umum Darat menunjukkan bahwa masinis yang mengemudikan kereta kosong mengarahkan kereta secara manual ke arah yang salah.
Baca juga: Tabrakan 2 Kereta di Malaysia, 213 Orang Terluka hingga Korban Ceritakan Detik-detik Kecelakaan
Baca juga: Malaysia Catat Rekor Kasus Kematian karena Covid-19. Pasien ICU Membludak
Kereta kosong itu dilaporkan alami kerusakan sehingga tidak bisa dioperasikan secara otomatis.
Wee mengatakan kedua kereta awalnya menuju ke arah yang sama, dengan kereta kosong berada di depan.
Tetapi kereta kosong alami kerusakan sehingga terhenti di sebuah stasiun, menyebabkan masinis harus mengoperasikan kereta secara manual.
"Masinis diminta mengemudikan gerbong secara manual dari stasiun Kampung Baru menuju stasiun Dang Wangi."
Tetapi bukannya menggerakkan kereta ke selatan, masinis justru menggerakkan kereta ke utara, menyebabkannya bertabrakan dengan kereta lain yang ada di belakangnya.
Wee mengatakan 64 orang menerima perawatan di rumah sakit Kuala Lumpur, dengan enam di antaranya dalam kondisi kritis.
"15 lainnya setengah kritis," kata Dr Wee, tanpa memberikan rincian.
Sebanyak 47 orang lainnya terluka parah dalam kecelakaan itu, sementara 166 lainnya luka ringan.
Komite investigasi yang dipimpin oleh pegawai negeri sipil dari Kementerian Perhubungan dan para ahli dari industri kereta api akan dibentuk setelah kecelakaan itu, kata Wee.