Perdana Menteri Muhyiddin Yassin pada Senin menyerukan kementerian dan operator kereta Prasarana Malaysia untuk melakukan penyelidikan atas kecelakaan.
Ia juga mendesak agar "tindakan tegas segera diambil".
Prasarana Malaysia mengatakan akan menanggung biaya medis semua korban kecelakaan itu.
Disebut setiap orang di kereta akan menerima RM1.000 (Rp3,4 juta) sebagai kompensasi.
"Prasarana juga akan menanggung biaya hidup bagi siapa saja yang kehilangan penghasilan akibat kecelakaan ini," kata Wee, Selasa.
Kecelakaan ini merupakan kecelakaan pertama yang melibatkan LRT selama 23 tahun pelayanan sejak jalur KA Kelana Jaya dibuka pada tahun 1998.
Jalur LRT Kelana Jaya adalah jalur kereta api tersibuk di Malaysia dan merupakan salah satu dari beberapa sistem kereta yang melayani ibu kota Kuala Lumpur dan distrik tetangga Selangor.
Kecelakaan itu terjadi di terowongan bawah tanah dekat stasiun Kampung Baru, tidak jauh dari stasiun tetangga di Pusat Kota Kuala Lumpur yang berlabuh di Menara Kembar Petronas.
Kecelakaan terjadi hanya beberapa jam sebelum Malaysia memperketat lockdown (MCO) untuk mengatasi situasi virus corona yang memburuk.
Layanan kereta api, termasuk LRT, mulai mengurangi kapasitas penumpang hingga setengahnya dan juga menurunkan frekuensi kereta untuk mencegah orang bergerak.
Tetapi hal ini justru menyebabkan antrian penumpang di stasiun-stasiun kebanyakan sistem kereta api.
Malaysia memasuki minggu ketiga MCO selama sebulan setelah gelombang terburuk Covid-19 yang telah mencatat rekor infeksi, rekor kematian, dan rekor penerimaan di bangsal kritis.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)