TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria di Korea Utara dilaporkan dieksekusi mati oleh regu tembak di depan 500 orang karena menjual film dan musik ilegal.
Otoritas Korea Utara menyebut pria itu sebagai "elemen anti-sosialis," karena menjual video berisi lagu, drama dan film dari Korea Selatan.
Pria bernama Lee itu dieksekusi pada Kamis (27/5/2021), Daily NK melaporkan via Mirror.
Keluarga Lee dipaksa berdiri di barisan depan kerumunan 500 orang untuk melihat eksekusi itu.
Eksekusi dilaksanakan di Wonsan, Provinsi Gangwon, 40 hari setelah penahanan Lee.
Lee adalah seorang kepala insinyur di Komisi Manajemen Pertanian Wonsan.
Ia ditangkap oleh putri dari pemimpin unitnya saat diam-diam menjual CD dan USB berisi konten Korea Selatan.
Baca: 3 Remaja Korea Utara Dihukum karena Dengar Lagu KPop dan Tiru Gaya Rambut Idol, Orang Tua Diasingkan
Baca: Kim Jong Un Dikabarkan Mengeksekusi Menteri Pendidikan karena Selalu Mengeluh dan Tidak Ada Kemajuan
"Ini adalah eksekusi pertama di Provinsi Gangwon karena tindakan anti-sosialis di bawah undang-undang anti-reaksioner," menurut laporan otoritas Korea Utara yang memerintah Lee.
"Di masa lalu, orang-orang seperti Lee dikirim ke kamp kerja paksa atau pendidikan ulang."
"Merupakan kesalahan besar untuk percaya bahwa Anda hanya akan menerima hukuman ringan."
"Perilaku reaksioner seperti itu membantu orang-orang yang berusaha menghancurkan sosialisme kita."
"Reaksioner seharusnya tidak dibiarkan hidup tanpa rasa takut dalam masyarakat kita."