TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR – Jumlah kasus baru Covid-19 di Malaysia tak juga menurun. Malaysia melaporkan 9.020 kasus Covid-19 baru pada Sabtu (29/5i), jumlah korban harian tertinggi sejak dimulainya pandemi.
Ini adalah hari kelima berturut-turut dari rekor infeksi baru, menjadikan jumlah total kasus di negara itu menjadi 558.534.
Jumlah kasus baru semakin tinggi, sementara Malaysia baru akan menutup semua sektor ekonomi dan sosial dengan menerapkan "total lockdown" di seluruh negeri.
Lockdown penuh diumumkan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin Jumat (28/5) malam wakta setempat.
Fase pertama lockdown akan berlangsung dari 1 Juni hingga 14 Juni. Hanya sektor ekonomi dan layanan penting yang terdaftar oleh Dewan Keamanan Nasional yang akan diizinkan beroperasi selama fase ini.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Malaysia Terus Bertambah, Lockdown Nasional Kembali Diberlakukan Mulai 1 Juni
"Keputusan ini diambil setelah memperhitungkan situasi penularan Covid-19 saat ini di Malaysia dengan jumlah kasus harian melebihi 8.000 dan kasus aktif melebihi 70.000," kata pernyataan yang dikeluarkan oleh Kantor Perdana Menteri, Jumat kemarin, seperti dilansir dari Channel News Asia hari ini.
Munculnya varian Covid-19 yang lebih ganas juga memengaruhi keputusan Dewan Keamanan Nasional untuk menerapkan lockdown.
Pernyataan itu juga menyebutkan, dengan peningkatan tajam dalam jumlah harian kasus COVID-19, kapasitas rumah sakit untuk merawat pasien di seluruh negeri "menjadi lebih terbatas".
Jika fase 1 dari lockdown berhasil mengurangi kasus Covid-19 harian, pemerintah akan menerapkan lockdown fase 2 selama empat minggu.
Pada fase ini memungkinkan pembukaan kembali beberapa sektor ekonomi yang tidak melibatkan pertemuan besar.
Baca juga: Malaysia Perpendek Jam Operasional Mal dan Restoran untuk Menahan Lonjakan Kasus Covid-19
“Setelah lockdown fase 2 berakhir, langkah selanjutnya adalah fase 3, yaitu menerapkan perintah pengendalian gerakan (MCO) serupa dengan yang berlaku saat ini, di mana kegiatan sosial tidak diperbolehkan dan hampir semua sektor ekonomi diizinkan untuk beroperasi tunduk pada prosedur operasi standar yang ketat dan kehadiran fisik yang terbatas di tempat kerja, "kata Kantor Perdana Menteri. (Tribunnews.com/ChannelNewsAsia/Hasanah Samhudi)