Kelompok anti-ekstrimisme AS mengatakan, jumlah serangan dan kejahatan rasial terhadap orang Asia-Amerika telah meledak sejak awal krisis.
Mereka menyalahkan mantan Presiden Donald Trump, yang berulang kali menyebut COVID-19 sebagai "virus China".
Baca juga: Ini Alasan Adegan BTS pada Friends: The Reunion Dihapus dari Siaran China
Baca juga: Pemerintah Teliti Potensi Lonjakan Covid-19 di Kudus Akibat Mutasi Virus Baru
Penuh Pertimbangan
Pilihan alfabet Yunani datang setelah berbulan-bulan, menurut bakteriolog Mark Pallen yang terlibat dalam pembicaraan.
Namun banyak yang sudah menjadi merek, perusahaan, atau nama asing.
Gagasan lain untuk merujuk pada varian yang menjadi perhatian sebagai VOC1, VOC2 dan lain-lain dibatalkan setelah menunjukkan, kata itu menyerupai kata umpatan bahasa Inggris.
Baca juga: Update Corona Global 1 Juni 2021: Infeksi Covid-19 di Amerika Tembus 34 Juta Kasus
Secara historis, virus sering dikaitkan dengan lokasi asal muasal virus tersebut seperti Ebola yang dinamai menurut nama sungai Kongo.
Tapi ini bisa merusak tempat dan seringkali tidak akurat seperti dengan apa yang disebut pandemi "flu Spanyol" 1918 yang asal-usulnya tidak diketahui.
Berita lain terkait Varian Baru Virus Corona
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)