Dalam sebuah pernyataan yang diposting di Twitter, Presiden Uganda Yoweri Museveni mengecam para penyerang sebagai "babi yang tidak menghargai kehidupan".
"Saya berbicara dengan Jenderal Katumba dua kali di telepon. Dia dikelola dengan baik," katanya.
"Kami sudah memiliki petunjuk tentang para pembunuh itu," imbuhnya.
Museveni mengatakan salah satu pengawal melepaskan tembakan peringatan yang menyelamatkan nyawa sang jenderal, menambahkan bahwa mereka seharusnya "menembak untuk membunuh".
"Kita bisa saja memiliki teroris yang mati daripada menakut-nakuti para teroris."
Baca juga: Uganda Sudah Dibuka untuk Wisatawan Setelah Ditutup Selama 6 Bulan
Percobaan Pembunuhan Profil Tinggi
Penembakan yang terjadi Selasa kemarin, merupakan insiden terbaru dalam serangkaian percobaan pembunuhan target profil tinggi oleh pembunuh pengendara sepeda motor di Ibu Kota Uganda.
Pada Juni 2018, Ibrahim Abiriga, seorang politisi terkemuka dari partai Gerakan Perlawanan Nasional Museveni, terbunuh bersama pengawalnya dalam situasi serupa.
Pada Maret 2017, para saksi menggambarkan bagaimana juru bicara polisi Uganda Andrew Kaweesi terbunuh dalam hujan peluru, juga oleh empat penyerang bertopeng yang mengendarai dua sepeda motor dan di dekat lokasi serangan terbaru di Wamala.
Dan pada Maret 2015, Joan Kagezi, seorang jaksa yang bertugas menyelidiki serangan di Kampala pada 2010, ditembak mati oleh pria yang mengendarai sepeda motor saat dia kembali ke rumah.
Tidak ada seorang pun yang dihukum atas pembunuhan-pembunuhan itu.
Museveni mengatakan sistem baru "suar digital" pada semua kendaraan dan sepeda motor akan menghentikan mereka digunakan dalam kejahatan.
Berita lain terkait dengan Aksi Penembakan
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)