Jajak pendapat Gallup itu juga menyebutkan bahwa simpati terhadap Israel berkurang 15 persen. Survei menemukan bahwa 33 persen Demokrat liberal lebih bersimpati dengan Israel, namun yang bersimpati terhadap Palestina lebih besar, yaitu 48 persen.
Sebelum munculnya gerakan Black Lives Matter (BLM) untuk keadilan rasial dua tahun lalu, Demokrat Liberal bersimpati secara merata terhadap Israel dan Palestina.
Baca juga: Ribuan Warga Amerika Unjuk Rasa Dukung Palestina dan Tuntut AS Setop Dukungan ke Israel
“Pandangan Demokrat moderat dan konservatif hampir merupakan cerminan dari Demokrat liberal: 48 persen lebih bersimpati dengan Israel dan 32 persen dengan Palestina pada 2021, menghasilkan +16 simpati bersih untuk Israel,” tambah survei itu.
“Simpati terhadap Israel telah menurun di antara kedua kelompok Demokrat,” ungkap survei itu dalam kesimpulannya.
Dikatakan: “Pandangan Demokrat sekarang berada pada titik kritis, dengan simpati mereka untuk Palestina kira-kira sama dengan simpati mereka untuk Israel, sementara Demokrat liberal telah sepenuhnya melewati ambang batas dan sekarang lebih bersimpati dengan Palestina.”
Dana al-Kurd, penulis Polarized and Demobilized: Legacies of Authoritarianism in Palestine dan asisten profesor di Institut Doha untuk Studi Pascasarjana, mengatakan perubahan persepsi terjadi lebih karena aktivisme digital yang konsisten dan efektif oleh orang Palestina daripada media Amerika.
Dia menambahkan inklusivitas yang lebih besar dalam partai Demokrat di bawah Joe Biden sebagai Presiden AS tentu memainkan peran.
Baca juga: Survei SMRC: 71 Persen Masyarakat Indonesia Mengatakan Israel Bersalah
“Dengan semakin banyaknya orang kulit berwarna ke Kongres dan lembaga kekuasaan banyak membuat perbedaan,” kata al-Kurd.
“Yang terpenting, juga, Black Lives Matter – itu benar-benar mengubah wacana dan mengubah cara orang memandang isu rasisme dan apartheid. Dan warga Palestina sangat mendukung gerakan Black Lives Matter dan menjalin hubungan dengan para aktivis dan penyelenggara. Jadi itu telah mengubah persepsi tentang masalah Palestina,” katanya.
“Kami melihat suara Yahudi untuk pro perdamaian, dan munculnya diskusi yang sangat progresif di antara orang Yahudi Amerika. Semua itu telah mengikis dukungan untuk Israel, katanya.
Anwar Mhajne, asisten profesor di Stonehill College di Massachusetts dan pakar hubungan internasional, mengakui bahwa tampaknya ada sedikit perubahan dalam sikap pers Amerika terhadap konflik tersebut. Ia mengaitkannya dengan perubahan yang lebih luas dalam politik AS.
“Beberapa anggota Dewan Perwakilan Rakyat Demokrat yang berbicara menentang dukungan militer Amerika Serikat untuk Israel dan menyerukan perlindungan hak-hak Palestina juga merupakan bukti peningkatan visibilitas suara Palestina dan pengakuan atas penderitaan dan pengalaman Palestina di wilayah pendudukan tersebut,” kata Mhajne.
Baca juga: Ini Jawaban Israel dan AS Tanggapi Resolusi PBB untuk Menyelidiki Kejahatan di Gaza
“Ini adalah perubahan penting yang disadari dan coba dimanfaatkan oleh para aktivis di dalam dan luar negeri untuk mempromosikan perjuangan mereka,” ujarnnya.
Perubahan pandangan di AS ini diharapkan dapat mendorong pemerintahan Biden memainkan peranan sesuai janji AS selama ini.