Saat 'harta karun' itu muncul di layar, "Ada kegembiraan yang luar biasa bagi kami semua," katanya, dikutip dari The Times of Israel.
Semua agen selamat dan baik-baik saja, meskipun beberapa harus diekstraksi dari Iran.
Membahas pusat nuklir Iran di Natanz, Dayan bertanya kepada Cohen di mana dia akan membawa bahan peledak jika mereka bisa bepergian ke sana.
Dikutip dari The Guardian, Cohen mengatakan ke ruang bawah tanah, "Di mana alat sentrifugal digunakan untuk berputar."
Wawancara ini juga membahas pembunuhan ilmuwan nuklir Iran, Fakhrizadeh, pada November tahun lalu.
Mantan kepala Mossad ini tidak mengonfirmasi atau menyangkal keterlibatan Israel dalam kematian Fakhrizadeh.
Baca juga: Negosiasi Perjanjian Nuklir 2015 akan Dilanjutkan Jelang Pemilihan Iran
Baca juga: Joe Biden Berencana Sumbang Setengah Miliar Vaksin Covid-19 untuk Negara Miskin: Ini tanpa Pamrih
Namun, dia mengatakan ilmuwan itu adalah target Mossad selama bertahun-tahun, dan menyebut bahwa pengetahuan ilmiah Fakhrizadeh menyangkut badan intelijen Israel ini.
"Jika pria itu memiliki kemampuan yang membahayakan warga Israel, dia harus berhenti eksis," kata Cohen.
Dia menambahkan bahwa seseorang bisa terhindar dari Mossad, "Jika dia siap untuk berganti profesi dan tidak merugikan kami lagi."
Badan-badan intelijen AS dan Badan Energi Atom Internasional percaya bahwa Iran berusaha mengembangkan senjata nuklir pada 2003.
Iran telah lama mempertahankan programnya ini dengan mengatakan untuk tujuan damai.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)