TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 200 kasus virus corona varian Delta Plus diketahui telah tersebar di 11 negara di seluruh dunia.
Dilansir Tribunnews dari CNN, pejabat kesehatan mengungkapkan versi baru dari varian Delta dilaporkan telah menginfeksi sejunlah negara, termasuk Inggris, Amerika Serikat dan India.
Strain yang menjadi perhatian media global ini disebut B.1.617.2.1 atau AY.1, singkatnya Delta Plus.
Di Inggris, varian itu pertama kali dilaporkan oleh Public Health England, sebuah badan kesehatan pemerintah pada 11 Juni 2021.
Baca juga: Ratusan Balita di Jakarta Positif Covid-19, Kemenkes Sebut Varian Delta Cenderung Jangkiti Anak
Baca juga: 282 Anak Balita di Jakarta Tertular Covid-19, Kemenkes Sebut Varian Delta Cenderung Jangkiti Anak
Berdasarkan beberapa kasus pertama di Inggris yang diurutkan pada 26 April menunjukkan, varian itu mungkin ada dan menyebar pada musim semi.
Pakar kesehatan sedang menyelidiki apakah Delta Plus lebih menular daripada jenis lain seperti varian Alpha atau Delta.
Namunm masih terlalu dini untuk mengatakan dengan pasti apa efeknya.
Delta Plus versi varian Delta yang pertama kali terdeteksi di India pada Februari.
Saat ini, pemerintah India telah mengirimkan varian ke Sistem Data Global dan mengirim sampel untuk pengujian genom.
Baca juga: Kemenkes Ungkap Covid-19 Varian Delta Cenderung Menular pada Anak-anak, Warga Diminta Waspada
Berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui terkait Varian Delta Plus:
Apa perbedaan Delta Plus dengan varian Delta?
Semua varian membawa kelompok mutasi.
Delta Plus memiliki mutasi ekstra yang disebut K417N yang membedakannya dari varian Delta biasa.
Mutasi ini mempengaruhi protein spike, bagian dari virus yang menempel pada sel yang diinfeksinya.