TRIBUNNEWS.COM - Sebuah buku yang akan segera dirilis menyebut, hari-hari berakhirnya masa jabatan Donald Trump bagaikan rollercoaster bagi perwira tinggi militer Amerika Serikat.
Disebut demikian lantaran Trump dan sekutunya masih berusaha tetap berkuasa meski kalah dalam pemilihan 2020 dari Joe Biden.
Melansir Al Jazeera, Ketua Kepala Staf Gabungan, Jenderal Mark Milley menggambarkan perasaannya saat itu ketika menyaksikan Trump tanpa henti mengklaim memenangkan Pilpres 2020.
Milley membandingkan tindakan Trump dengan naiknya Adolf Hitler ke tampuk kekuasaan di Nazi Jerman.
Baca juga: Beda Pandangan Politik, Duo Petinggi Facebook Dikabarkan Ribut Gegara Mantan Presiden AS Trump
Baca juga: Ingin Pulihkan Akun, Donald Trump Layangkan Gugatan ke Facebook, Twitter, dan Google
Buku "I Alone Can Fix It: Donald J Trump's Catastrophic Final Year" oleh Carol Leonnig dan Philip Rucker didasarkan pada wawancara dengan lebih dari 140 orang, termasuk pejabat senior administrasi Trump, menurut Washington Post.
"Ini adalah momen Reichstag," kata Milley kepada para pembantu utamanya, menurut buku yang ditulis oleh dua wartawan Washington Post tersebut.
Diketahui, paada 1933, gedung parlemen Jerman Reichstag terbakar sehingga memberikan alasan kepada Hitler untuk mengkonsolidasikan kediktatorannya.
Baca juga: Donald Trump Gugat Twitter, Google, dan Facebook, Buntut Masalah Pemblokiran Akun
Baca juga: Donald Trump Kembali Berkampanye, Gunakan Teori Kebocoran Covid-19 dari Lab Wuhan sebagai Senjata
Para penulis menceritakan serangkaian episode yang melibatkan Jenderal Milley dan semakin khawatir setelah kekalahan Trump dalam pemilihan November.
Milley mengatakan kepada orang-orang, ia takut pada "baju cokelat di jalanan" versi Amerika setelah menghadiri pengarahan tentang "jutaan MAGA" yang direncanakan oleh Trump.
Kaus cokelat adalah agen paramiliter politik yang menggunakan kekerasan dan intimidasi untuk mendukung kenaikan kekuasaan Hitler.
Pada malam yang sama, menurut laporan Washington Post dari buku itu, seorang teman lama menelepon Milley dan memperingatkannya bahwa orang-orang yang dekat dengan Trump berusaha untuk "menggulingkan pemerintah".
"Apa yang sedang aku hadapi?" Milli menjawab.
Baca juga: Sebuah Buku Ungkap Keinginan Trump Pindahkan Warga Positif Covid-19 ke Tempat Pelaku Kejahatan Berat
Baca juga: Trump Akhirnya Sadar Dia Bukan Lagi Presiden setelah Lihat Pertemuan Biden-Putin, Ungkap Analis
Trump, yang masih mengklaim Pemilu 2020 dicurangi, pada Kamis (15/7/2021) mengatakan kehilangan rasa hormat terhadap Milley dan tidak pernah mengancam atau berbicara tentang kudeta kepada siapa pun.
Pada hari-hari terakhirnya, Trump berusaha menempatkan loyalisnya di FBI, CIA, dan Departemen Pertahanan.