Sekitar 15.055 orang di Jepang telah meninggal karena virus ini dan lebih dari 4,1 juta orang meninggal di seluruh dunia.
Adapun lusinan kasus telah dikaitkan dengan Olimpiade, termasuk sejumlah atlet, yang semakin merusak kepercayaan publik dalam upaya mitigasi virus corona.
"Pandemi adalah ujian. Dan dunia sedang gagal," kata Tedros pada pertemuan IOC.
"Lebih dari empat juta orang telah meninggal dan lebih banyak lagi yang terus meninggal. Sudah tahun ini, jumlah kematian lebih dari dua kali lipat total tahun lalu."
"Dalam waktu yang saya perlukan untuk membuat pernyataan ini, lebih dari 100 orang akan kehilangan nyawa mereka karena COVID-19."
"Dan pada saat api Olimpiade padam pada 8 Agustus, lebih dari 100.000 orang akan binasa," kata Tedros.
Muak dan lelah dengan Covid-19
Tedros mencatat, orang-orang di seluruh dunia 'muak dan lelah' dengan virus corona dan ingin pandemi berakhir.
Namun, dia mengatakan ini tidak dapat terjadi sampai lebih banyak orang di banyak negara divaksinasi.
"Ancaman belum berakhir di mana saja sampai berakhir di mana-mana,” kata Tedros.
"Siapa pun yang berpikir pandemi sudah berakhir karena tempat mereka tinggal sudah berakhir, dia hidup di surga orang bodoh," sambungnya.
Menyinggung negara-negara berpenghasilan tinggi, Tedros mengatakan, dunia belum memanfaatkan vaksin yang telah dikembangkan dengan sebaik-baiknya, dengan 75 persen suntikan diberikan hanya di 10 negara.
Di negara-negara berpenghasilan rendah, hanya 1 persen orang yang telah menerima setidaknya satu dosis, dibandingkan dengan lebih dari setengah populasi di negara-negara berpenghasilan tinggi, katanya.
Baca juga: Studi di Inggris: Usia Produktif Masih Berisiko Alami Kerusakan Organ Serius Akibat Infeksi Covid
"Vaksin telah terkonsentrasi di tangan dan lengan segelintir orang yang beruntung," kata Tedros.