Mohammed adalah pemuda Palestina kedua yang meninggal karena luka-luka yang diderita akibat tembakan Israel dalam beberapa hari.
Baca juga: Mantan Komisaris Tinggi HAM PBB Selidiki Pelanggaran dalam konflik Israel dan Palestina
Baca juga: Indonesia Desak Negara Non Blok Cari Solusi Permanen untuk Palestina
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, Mohammed Munir al-Tamimi (17) meninggal hari Sabtu lalu akibat luka tembak yang dideritanya. Al-Tamimi meninggal di rumah sakit, sehari setelah kekerasan di desa Beita.
Ratusan warga Palestina telah berkumpul pada Jumat sore di Beita, sebuah titik panas dalam beberapa bulan terakhir, untuk memprotes pemukiman liar di Evyatar, yang terletak di dekatnya.
Bulan Sabit Merah menyebutkan, bentrokan itu terjadi antara warga Palestina melawan tentara Israel yang mengakibatkan 320 warga Palestina terluka.
Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan, warga Palestina Shadi Omar Lotfi Salim (41) ditembak mati di dekat pos terdepan Israel di Evyatar, saat ia pulang kerja.
Wakil Wali Kota Beita, Mussa Hamayel, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa tentara Israel membunuh pria itu saat memasuki desa sekembalinya dari bekerja.
Baca juga: Israel Lancarkan Serangan Udara ke Gaza Balas Serangan Balon Api dari Palestina
Baca juga: Mahasiswi Palestina Ditembak Mati Pasukan Israel di Yerusalem, Pihak Militer Klaim Diserang
“Dia dibunuh dengan darah dingin,” kata Wakil Wali Kota.
Ia menambahkan, padahal tidak ada unjuk rasa di daerah itu pada Selasa malam.
Lokasi tersebut kerap menjadi tempat konfrontasi antara pengunjuk rasa dan pasukan Israel dalam beberapa minggu ini.
Kantor berita lokal Palestina Maan mengutip sumber keamanan yang mengatakan, Salim tewas dalam penyergapan yang dilakukan tentara Israel di persimpangan desa.
Salim selama ini bekerja sebagai tenaga teknik air di kotamadya desa.
Baca juga: Si Kembar Penentang Pengusiran Palestina di Sheikh Jarrah: Dibebaskan Israel
Ia menjadi orang ketujuh Palestina yang terbunuh sejak protes dimulai di Beita terhadap pemukiman ilegal yang didirikan di tanah desa pada Maret lalu.
Tentara Israel mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa saat bertugas rutin tentara melihat seorang tersangka Palestina di daerah, selatan Nablus.
“Ketika orang Palestina itu mulai maju dengan cepat menuju pasukan dengan benda mencurigakan yang diidentifikasi sebagai batang besi di tangannya, pasukan bergerak untuk menghentikan tersangka mengikuti prosedur standar, termasuk dengan menembakkan tembakan peringatan ke udara,” kata tentara Israel dalam sebuah pernyataan.
“Ketika tersangka terus maju, komandan pasukan menembak ke arah tersangka. Insiden itu akan diselidiki," katanya, seperti dilansir dari Aljazeera.
Menurut laporan berbahasa Arab, Lutfi sedang berdiri di pintu masuk kota ketika dia ditembak saat berada di pos pemeriksaan terbang yang diawaki oleh tentara Israel. (Tribunnews.com/Aljazeera/TheTimesofIsrael/Hasanah Samhudi)