TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte memulihkan perjanjian yang mengatur kehadiran pasukan AS di Filipina.
Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengungkapkan hal itu Jumat (30/7/2021).
Keputusan itu membalikkan keputusan sebelumnya, yang sempat menimbulkan kekhawatiran di dua negara.
“Izinkan saya berterima kasih kepada Presiden Duterte atas keputusannya untuk sepenuhnya memulihkan perjanjian pasukan asing,” kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada hari Jumat (30/7) dalam konferensi pers bersama dengan mitranya dari Filipina, Delfin Lorenzana.
Baca juga: Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ancam yang Menolak Vaksinasi Covid-19 dengan Hukuman Penjara
Baca juga: Presiden Duterte Peringatkan Penyebaran Varian Delta di Filipina: Pilih Divaksin atau Penjara
Austin mengatakan, keputusan Duterte memberikan kepastian bagi AS, termasuk peran AS dalam “paya kontra-pemberontakan di pulau selatan Mindanao.
“Kita bisa merencanakan lebih jauh sebelumnya dan dengan perencanaan jangka panjang itu, kita sebenarnya bisa melakukan latihan yang lebih komprehensif,” katanya.
Perjanjian The Visiting Forces Agreement (VFA) mengatur rotasi ribuan tentara AS masuk dan keluar Filipina untuk latihan dan latihan perang.
Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenza
Baca juga: Filipina Tak Akan Mengemis Vaksin Covid-19, Presiden Duterte: Kami Akan Bayar
Baca juga: Analis Amerika: China Bangun Pangkalan Kedua Bagi Peluncuran Rudal Nuklir
na mengatakan dia tidak mengetahui pasti mengapa Duterte mengubah keputusannya setelah bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Manila pada hari Kamis (29/7).
Duterte mengatakan tahun lalu bahwa dia berencana untuk membatalkan VFA tetapi memperpanjangnya hingga Desember.
Menhan Filipina Lorenza mengatakan dia tidak mengetahui mengapa Duterte berubah pikiran setelah bertemu Austin di Manila pada Kamis malam.
“Negara-negara kita menghadapi berbagai tantangan, dari krisis iklim hingga pandemi,” katanya.
Ia menambahkan, aliansi Filipina-AS akan tetap penting bagi keamanan, stabilitas, dan kemakmuran Indo-Pasifik.
Baca juga: AS Khawatir Soal Ancaman Peningkatan Kekuatan Nuklir China
Baca juga: Puluhan Pesawat Siluman AS Akan Menuju Pasifik di Tengah Ketegangan dengan China
“VFA yang dipulihkan sepenuhnya akan membantu kami mencapai tujuan itu bersama-sama,” kata Lorenza.