Menurut Chong, jumlah kasus BID telah meningkat secara konsisten selama beberapa minggu terakhir.
Untuk mengatasi situasi tersebut, katanya, pusat penilaian Covid-19 virtual diaktifkan seminggu yang lalu untuk memastikan respons manajemen yang efisien.
Pusat penilaian virtual memungkinkan orang yang telah dites positif tetapi tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan untuk menjalani isolasi rumah dan dipantau melalui alat penilaian rumah, alih-alih pergi langsung ke pusat penilaian Covid-19.
Baca juga: Malaysia Catat Rekor 17.045 Kasus Baru Covid-19, Tertinggi Tiga Hari Berturut-turut Saat Lockdown
Baca juga: Covid-19 di Malaysia Melonjak, 20.000 Dokter Muda Ancam Mogok Kerja
Dr Chong mengatakan bahwa 60 persen orang yang terinfeksi virus di Malaysia tidak menunjukkan gejala, sementara sekitar 30 persen memiliki gejala ringan.
"Hanya 5 sampai 10 persen yang perlu dinilai secara fisik dan ada masyarakat yang perlu datang ke (pusat penilaian Covid-19)," katanya.
Pusat penilaian virtual Malaysia adalah cara untuk memastikan kasus tanpa gejala tidak akan membebani rumah sakit dan pusat penilaian fisik, tambahnya.
Dr Chong, yang juga komandan Gugus Tugas Khusus Lembah Klang Raya, juga mengatakan bahwa para pelaku industri telah sepakat untuk memenuhi persyaratan untuk mencegah lebih banyak wabah di tempat kerja mereka.
Sementara kunci untuk mencegah wabah adalah vaksinasi, katanya, pengusaha juga harus melakukan tes terhadap karyawannya yang memiliki gejala Covid-19 dan memberi mereka akses ke klinik.
Disebutkannya, pengusaha harus mengisolasi kontak dekat dan menjaga kesejahteraan pasien yang positif, dengan menyediakan makanan dan bantuan selama isolasi. (Tribunnews.com/NST/CNA/Hasanah Samhudi)