News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Sosok Hashmat Ghani, Adik Ashraf Ghani yang Minta Warga Afghanistan Terima Taliban

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Adik Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, Hashmat Ghani (tengah). Hashmat Ghani meminta agar warga Afghanistan menerima dan mendukung Taliban.

Tetapi, Ghani juga menekankan perlunya pemerintah inklusif yang akan mencakup para ahli di bidangnya, perempuan, dan kaum muda.

Hal itu, ujarnya, akan menjadi cara untuk meredakan ketegangan.

Pada hari-hari awal pengambilalihan oleh Taliban, kota-kota sepi karena hanya sedikir orang, terutama wanita, yang berani keluar rumah.

Selama empat hari pertama, sebagian bisnis besar di kota tetap tutup karena ketidakpastian dan ketakutan akan kerusuhan atau kekerasan.

Namun, seiring berjalannya waktu, kerumunan semakin banyak, lalu lintas kembali normal, dan beberapa wanita serta orang muda memberanikan diri keluar.

Sejauh ini, bisnis di Kabul dan kota-kota lain perlahan mulai dibuka kembali.

Namun, bank-bank masih berupaya membuka dan mengisi kembali persediaan uang tunai di ATM.

Baca juga: Ashraf Ghani Akhirnya Muncul, Bantah Kabur dari Afghanistan, Klaim Diusir tanpa Sempat Ganti Sepatu

Baca juga: Sepekan di Bawah Taliban, Bank di Afghanistan Tutup dan Harga Sembako Naik 20 Persen

Pasalnya, ada kekurangan besar mata uang fisik yang beredar.

Ekonomi Afghanistan telah berjuang karena korupsi, pemotongan bantuan asing, dan hampir kehabisan uang pada hari-hari sebelum kedatangan Taliban pekan lalu.

Ghani mengatakan Taliban harus melakukan segala yang mereka bisa untuk terlibat dengan pengusaha dan investor.

Lantaran, dalam ekonomi berbasis uang tunai, penutupan bisnis dan kurangnya uang kertas dapat menyebabkan masalah ekonomi yang serius.

Sepanjang Sabtu sore, Ghani terdengar menanggapi pesan suara WhatsApp dalam bahasa Pashto, Dari, dan Inggris.

Ia berusaha mendorong investor dan tokoh terkemuka untuk tidak putus asa, atau lebih buruk lagi, yakni meninggalkan negara pada saat dibutuhkan.

"Kita tidak bisa membiarkan negara ini kembali ke kematian dan kehancuran," katanya saat membalas pesan demi pesan yang masuk.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini